Selasa, 15 April 2008 | 14:37 WIB
KUPANG, SELASA - Bantuan bahan makanan berupa biskuit, susu, dan telur untuk para penyandang gizi buruk di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), membusuk. Ini disebabkan tidak segera didistribusikan kepada mereka yang berhak mendapatkannya.
"Bahan-bahan makanan tersebut kami temukan membusuk di gudang Dinas Kesehatan Rote Ndao, puskesmas, puskesmas pembantu, serta kediaman para kader posyandu di kabupaten tersebut," kata Ketua tim kunjungan kerja DPRD NTT ke Rote Ndao, Adrianus Ndu Ufi di Kupang, Selasa.
"Saya tidak tahu persis berapa jumlahnya tetapi kami menemukan bahan-bahan makanan tersebut membusuk di tempat-tempat penampungan itu," katanya usai menyampaikan laporkan kunjungan kerja timnya di forum parlemen tersebut.
Ia mengatakan, para petugas kesehatan di tingkat dinas, puskesmas, maupun kader posyandu tidak bisa menyalurkan bahan makanan tambahan itu dengan alasan mereka tidak mengetahui alamat orang-orang yang kekurangan gizi tersebut.
"Mereka hanya memiliki data soal jumlah korban gizi buruk dan gizi kurang, tetapi mereka tidak tahu nama korban serta alamat tempat tinggal korban. Bagaimana mungkin bahan makanan tambahan tersebut bisa dibagikan kepada sasaran yang dituju," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang yang telah mengakibatkan lima anak balita meninggal dunia di daerah itu.
Wakil Bupati Rote Ndao, Bernard Pelle, yang dihubungi secara terpisah mengakui bahwa kasus gizi buruk dan gizi kurang di wilayah kerjanya hampir merata di semua desa, namun ada sejumlah desa yang belum bisa dijangkau oleh tim kesehatan.
"Para orang tua umumnya enggan membawa anak-anaknya ke puskesmas pembantu, puskesmas dan rumah sakit untuk mendapat perawatan. Mereka selalu beralasan tidak ada biaya, padahal pemerintah menanggulangi semua biaya tersebut," katanya.
Pemerintah Rote Ndao, katanya, telah memutuskan untuk memberikan pengobatan serta makanan tambahan secara cuma-cuma kepada anak-anak balita yang kekurangan gizi.
Hingga saat ini, di daerah itu tercatat penderita gizi buruk tanpa kelainan klinis sebanyak 201 orang, penderita gizi buruk 1.183 orang, kwashiorkor satu orang, marasmus 10 orang. (ANT)
"Bahan-bahan makanan tersebut kami temukan membusuk di gudang Dinas Kesehatan Rote Ndao, puskesmas, puskesmas pembantu, serta kediaman para kader posyandu di kabupaten tersebut," kata Ketua tim kunjungan kerja DPRD NTT ke Rote Ndao, Adrianus Ndu Ufi di Kupang, Selasa.
"Saya tidak tahu persis berapa jumlahnya tetapi kami menemukan bahan-bahan makanan tersebut membusuk di tempat-tempat penampungan itu," katanya usai menyampaikan laporkan kunjungan kerja timnya di forum parlemen tersebut.
Ia mengatakan, para petugas kesehatan di tingkat dinas, puskesmas, maupun kader posyandu tidak bisa menyalurkan bahan makanan tambahan itu dengan alasan mereka tidak mengetahui alamat orang-orang yang kekurangan gizi tersebut.
"Mereka hanya memiliki data soal jumlah korban gizi buruk dan gizi kurang, tetapi mereka tidak tahu nama korban serta alamat tempat tinggal korban. Bagaimana mungkin bahan makanan tambahan tersebut bisa dibagikan kepada sasaran yang dituju," katanya.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang yang telah mengakibatkan lima anak balita meninggal dunia di daerah itu.
Wakil Bupati Rote Ndao, Bernard Pelle, yang dihubungi secara terpisah mengakui bahwa kasus gizi buruk dan gizi kurang di wilayah kerjanya hampir merata di semua desa, namun ada sejumlah desa yang belum bisa dijangkau oleh tim kesehatan.
"Para orang tua umumnya enggan membawa anak-anaknya ke puskesmas pembantu, puskesmas dan rumah sakit untuk mendapat perawatan. Mereka selalu beralasan tidak ada biaya, padahal pemerintah menanggulangi semua biaya tersebut," katanya.
Pemerintah Rote Ndao, katanya, telah memutuskan untuk memberikan pengobatan serta makanan tambahan secara cuma-cuma kepada anak-anak balita yang kekurangan gizi.
Hingga saat ini, di daerah itu tercatat penderita gizi buruk tanpa kelainan klinis sebanyak 201 orang, penderita gizi buruk 1.183 orang, kwashiorkor satu orang, marasmus 10 orang. (ANT)
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.