Rabu, 2 April 2008 | 23:02 WIB
SAMARINDA, RABU - Seorang balita penderita gizi buruk kembali dirawat di RSUD AW. Sjahranie Samarinda, Kaltim, Rabu (2/4). Balita bernama Fitriani berusia 10 bulan itu, dirawat di RSUD AW. Sjahranie Samarinda sejak 31 Maret 2008 dengan berat badan 5,1 kilogram.
"Pasien masuk ke rumah sakit dengan berat badan hanya 5,1 kilogram dan kesulitan menggerakkan badan, seperti tanda-tanda penderita gizi buruk," kata Humas RSUD, AW. Sjahrania Samarinda, dr. Nurliana Adriati Noor di Samarinda.
Idealnya, berat badan anak perempuan usia 10 bulan sesuai standar yang dikeluarkan Depkes kata dr. Nurliana adalah 6,9 kilogram. Sementara, berat badan anak penderita gizi kurang 5,9 kilogram. "Dia (Fitriani, red) dikategorikan sebagai penderita gizi buruk karena berat badannya jauh dibawah standar penderita gizi kurang. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari, berat badan pasien bertambah dan saat ini sudah 5,5 kilogram,"katanya.
Catatan medis anak ketiga pasangan Muhammad dan Ainun itu kata Humas RSUD AW. Sjahranie itu cukup baik. Fitriani lahir dengan berat badan normal yakni 2,5 kilogram dan secara rutin memperoleh ASi dari ibunya.
"Dari catatan KMS (Kartu Menuju Sehat) setiap bulan anak itu rutin diperiksa di Puskesmas. Berat badan Fitriani saat lahir juga normal, namun menurut keterangan ibunya, sejak berusia enam bulan anaknya sudah tidak mau makam. Kami juga masih mempelajari hasil diagnosa adanya gambaran kecil pada bahagian kepala Fitriani, seperti anak penderita 'hydrocepalus'," ungkap dr. Nurliana.
Enam kasus gizi buruk yang ditangani RSUD AW. Sjahranie Samarinda kata dr. Nurliana sejak Februari hingga tanggal 2 April 2008. "Sebahagian pasien mengalami peningkatan berat badan setelah menjalani peratawan di rumah sakit. Kasus Fitriani merupakan kasus gizi buruk keenam sejak Februari hingga April 2008,"ungkapnya.
Ditemui di RSUD AW. Sjahranie Rabu sore, Ainun, ibu Fitiriani mengaku, secara rutin memberi asupan ASI kepada anaknya. Namun, sejak berusia enam bulan, Fitriani sudah tidak mau makan sehingga hanya mengkonsumsi susu dan bubur dari puskesmas. "Saya tidak tahu kalau anak saya menderita gizi buruk sebab selama ini saya tetap memberinya ASI. Kedua anak saya yang lain kondisinya normal saja," ungkap Ainun.
"Pasien masuk ke rumah sakit dengan berat badan hanya 5,1 kilogram dan kesulitan menggerakkan badan, seperti tanda-tanda penderita gizi buruk," kata Humas RSUD, AW. Sjahrania Samarinda, dr. Nurliana Adriati Noor di Samarinda.
Idealnya, berat badan anak perempuan usia 10 bulan sesuai standar yang dikeluarkan Depkes kata dr. Nurliana adalah 6,9 kilogram. Sementara, berat badan anak penderita gizi kurang 5,9 kilogram. "Dia (Fitriani, red) dikategorikan sebagai penderita gizi buruk karena berat badannya jauh dibawah standar penderita gizi kurang. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari, berat badan pasien bertambah dan saat ini sudah 5,5 kilogram,"katanya.
Catatan medis anak ketiga pasangan Muhammad dan Ainun itu kata Humas RSUD AW. Sjahranie itu cukup baik. Fitriani lahir dengan berat badan normal yakni 2,5 kilogram dan secara rutin memperoleh ASi dari ibunya.
"Dari catatan KMS (Kartu Menuju Sehat) setiap bulan anak itu rutin diperiksa di Puskesmas. Berat badan Fitriani saat lahir juga normal, namun menurut keterangan ibunya, sejak berusia enam bulan anaknya sudah tidak mau makam. Kami juga masih mempelajari hasil diagnosa adanya gambaran kecil pada bahagian kepala Fitriani, seperti anak penderita 'hydrocepalus'," ungkap dr. Nurliana.
Enam kasus gizi buruk yang ditangani RSUD AW. Sjahranie Samarinda kata dr. Nurliana sejak Februari hingga tanggal 2 April 2008. "Sebahagian pasien mengalami peningkatan berat badan setelah menjalani peratawan di rumah sakit. Kasus Fitriani merupakan kasus gizi buruk keenam sejak Februari hingga April 2008,"ungkapnya.
Ditemui di RSUD AW. Sjahranie Rabu sore, Ainun, ibu Fitiriani mengaku, secara rutin memberi asupan ASI kepada anaknya. Namun, sejak berusia enam bulan, Fitriani sudah tidak mau makan sehingga hanya mengkonsumsi susu dan bubur dari puskesmas. "Saya tidak tahu kalau anak saya menderita gizi buruk sebab selama ini saya tetap memberinya ASI. Kedua anak saya yang lain kondisinya normal saja," ungkap Ainun.
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.