24/05/08 00:38
Madiun (ANTARA News) - Anak bawah lima tahun (balita) di kabupaten Madiun yang mengalami gizi buruk dipastikan akan terus naik seiiring dengan kenaikan harga sembilan bahan pokok seperti yang terjadi saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun dr Soedijo, Jumat mengatakan, berdasarkan data yang ada, jumlah balita yang mengalami gizi buruk di kabupaten Madiun mencapai 264 anak atau naik sebanyak 64 anak dibadingkan dengan jumlah balita gizi buruk tahun 2007.
"Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab balita gizi buruk di Madiun. Adapun prosentasenya mencapai 46 persen, sedangkan penyebab yang lain adalah pola makan yang salah, sakit bawaan serta pola asuh anak yang salah," katanya saat dikonfirmasi.
Menurut dia, masyarakat dari keluarga miskin biasanya tidak akan lagi mempertimbangkan masalah gizi. Hal tersebut terjadi akibat, untuk membeli makanan biasa saja susah, apalagi untuk membeli makanan mengandung gizi yang cukup atau makanan tambahan.
"Yang jelas hingga saat ini daya beli masyarakat terutama masyarakat miskin jauh berkurang karena mementingkan kebutuhan lain. Sehingga memicu meningkatnya jumlah balita penderita gizi buruk," katanya menambahkan.
Penderita gizi buruk di kabupaten Madiun tersebar di 15 kecamatan yang ada. Untuk jumlah penderita gizi buruk terbesar berada di kecamatan Pilangkenceng sebanyak 34 anak, kecamatan Saradan 31 anak serta kecamatan Balerejo sebanyak 22 anak.
Adapun upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dan pemerintah dalam rangka menekan jumlah penderita gizi buruk antara lain dengan memberikan bantuan baik berupa bantuan makanan tambahan maupun perawatan.
"Perawatan dan pemberian bantuan bagi balita gizi buruk dilakukan selama 90 hari. Selanjutnya dilakukan perawatan serius di puskesmas untuk memulihkan kondisi Balita gizi buruk secara gratis. katanya menerangkan.
Madiun (ANTARA News) - Anak bawah lima tahun (balita) di kabupaten Madiun yang mengalami gizi buruk dipastikan akan terus naik seiiring dengan kenaikan harga sembilan bahan pokok seperti yang terjadi saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun dr Soedijo, Jumat mengatakan, berdasarkan data yang ada, jumlah balita yang mengalami gizi buruk di kabupaten Madiun mencapai 264 anak atau naik sebanyak 64 anak dibadingkan dengan jumlah balita gizi buruk tahun 2007.
"Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab balita gizi buruk di Madiun. Adapun prosentasenya mencapai 46 persen, sedangkan penyebab yang lain adalah pola makan yang salah, sakit bawaan serta pola asuh anak yang salah," katanya saat dikonfirmasi.
Menurut dia, masyarakat dari keluarga miskin biasanya tidak akan lagi mempertimbangkan masalah gizi. Hal tersebut terjadi akibat, untuk membeli makanan biasa saja susah, apalagi untuk membeli makanan mengandung gizi yang cukup atau makanan tambahan.
"Yang jelas hingga saat ini daya beli masyarakat terutama masyarakat miskin jauh berkurang karena mementingkan kebutuhan lain. Sehingga memicu meningkatnya jumlah balita penderita gizi buruk," katanya menambahkan.
Penderita gizi buruk di kabupaten Madiun tersebar di 15 kecamatan yang ada. Untuk jumlah penderita gizi buruk terbesar berada di kecamatan Pilangkenceng sebanyak 34 anak, kecamatan Saradan 31 anak serta kecamatan Balerejo sebanyak 22 anak.
Adapun upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dan pemerintah dalam rangka menekan jumlah penderita gizi buruk antara lain dengan memberikan bantuan baik berupa bantuan makanan tambahan maupun perawatan.
"Perawatan dan pemberian bantuan bagi balita gizi buruk dilakukan selama 90 hari. Selanjutnya dilakukan perawatan serius di puskesmas untuk memulihkan kondisi Balita gizi buruk secara gratis. katanya menerangkan.