Jakarta, (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan jumlah penduduk miskin akan melonjak menjadi 42 juta jiwa pada 2009 atau sekitar 19 persen dari total populasi, bila kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 30 persen dilakukan tanpa program kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Kalau tidak ada kucuran BLT tahun 2008, berarti ada kenaikan (rakyat miskin) sekitar lina juta jiwa pada 2009, dari saat ini sekitar 37,17 juta jiwa," kata Deputi Kemeneg PPN/Bappenas Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan, Bambang Widianto di Jakarta, Selasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan pada Maret 2007 adalah sekitar 37,17 juta jiwa atau 16,58 persen.
Pembagian BLT, ungkap Bambang, paling tidak dapat menahan lonjakan kemiskinan masyarakat, sehingga bisa mendekati sasaran rencana kerja pemerintah (RKP) 2009 yaitu sekitar 10,0-11,0 persen. "Bahkan justru dengan BLT ini, kami ingin mengembalikan lagi target kemiskinan 2009 agar bisa tercapai," kata dia.
Pihaknya optimistis BLT sebesar Rp100 ribu per bulan bagi masing-masing rumah tangga miskin (RTM) -- yang mencapai 19,1 juta RTM -- mampu menahan anjloknya daya beli masyarakat, sehingga angka kemiskinan tidak melonjak seperti tahun 2006.
"Kalau dulu ada harga beras yang juga sedang tinggi. Sekarang hanya kenaikan harga BBM, sedangkan harga beras cenderung stabil," jelasnya.
Selain program BLT, pemerintah tetap akan melaksanakan program pengentasan kemiskinan pada 2008 dan 2009 seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Program beras untuk masyarakat miskin (raskin), asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin (askeskin), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, serta program subsidi-subsidi lainnya. (*)