Jumat, 9 Mei 2008 | 20:14 WIB
AMBON, JUMAT -- Jumlah penduduk miskin di Provinsi Maluku terus meningkat sejak 2004 hingga 2007. Salah satu penyebabnya adalah kegagalan progam pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan dari masing instansi pemerintah banyak yang tumpang tindih dan hanya berorientasi proyek.
Data yang diperoleh dari Lingkar Studi untuk Demokrasi Lokal (Indec), Jumat (9/5), mencatat jumlah penduduk miskin di Maluku 2004 mencapai 518.462 jiwa atau 40,6 persen. Pada 2005 jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 59,6 persen dan 2006 menjadi 61 persen atau sekitar 793.000 jiwa. Pada 2007, penduduk miskin mencapai 59,15 persen dari sekitar 1,3 juta jiwa penduduk Maluku.
Adapaun jumlah pengangguran, pada 2006 mencapai 77.555 dari 492.025 angkatan kerja. Tahun sebelumnya, terdata 72.262 pengangguran, tahun 2004 ada 58.986 pengangguran, dan tahun 2003 ada 35.072 pengangguran dari 495.667 angkatan kerja.
Indec menilai kondisi ini sangat ironis karena pertumbuhan ekonomi Maluku terus meningkat. Berdasar data Bank Indonesia Ambon, pertumbuhan ekonomi Maluku pada 2001 hanya (0.03 persen), 2002 (2,87 persen), 2003 (4,31 persen), 2004 (4,43 persen), 2005 menyentuh (5,07 persen), dan 2006 (5,38 persen).
Tahun 2005, Provinsi Maluku menganggarkan Rp 121 miliar untuk program pemberdayaan penduduk miskin. Tahun 2006, dianggarkan dana sekitar Rp 169 miliar. Pemerintah Maluku menargetkan jumlah penduduk miskin turun hingga 29 persen pada 2015.