Liputan6.com, Jakarta: Pungutan liar alias uang keamanan bagi anggota Satuan Polisi Pamong Praja atau petugas Tramtib mungkin bukan rahasia lagi. Di banyak sudut Ibu Kota mudah ditemui adanya transaksi antara petugas dan pedagang. Bagi pedagang, tujuan memberi uang pada petugas tak lain untuk keamanan dan kenyamanan mereka, kendati kerap terjadi petugas pula yang paling getol menggelar penertiban.
Namun, tahukah Anda perkiraan rupiah yang dikantongi petugas Satpol PP dan Tramtib itu per hari? Dari penelusuran SCTV, diperkirakan "omzet" mereka mencapai ratusan juta rupiah per hari. Dari rekaman kamera tersembunyi yang merekam aktivitas pedagang di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, misalnya, terlihat begitu mudahnya petugas mendapatkan jatah uang dari para pedagang.
Menurut penuturan para pedagang kaki lima, jadwal kunjungan petugas rutin tiap hari dan tak kenal libur. Setiap pedagang dikenai kutipan Rp 3.000 hingga Rp 5.000. Tak hanya uang, barang dagangan seperti rokok atau makanan juga kerap diminta. Meminta jatah harian ini ternyata sudah dibagi per wilayah, meski tak jarang petugas dari wilayah lain ikut minta jatah.
Melihat sudah begitu mengakarnya praktik ini, budaya pungli agaknya perlu ditindak. Apalagi jumlah uang keamanan ini tidak main-main. Katakanlah ada sekitar 100 ribu pedagang kaki lima di Jakarta dan masing-masing harus menyetor Rp 5.000. Itu artinya, total uang keamanan per hari dari para pedagang ini bisa mencapai Rp 500 juta. Ke mana dan untuk apa uang sebesar itu?(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.