PONTIANAK - Jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI), Yohanes Bram yang tewas karena dirampok di Selangor, Malaysia, tiba di Bandara Supadio, Pontianak.
Kejadian yang menimpa TKI asal Desa Sebangki Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak ini diperkirakan terjadi awal April lalu.
Menurut Hairiah SH, anggota KOmnas HAM Perwakilan Klanbar, perampokan terjadi ketika korban dan dua rekannya dari Nusa Tenggara Barat (NTB) keluar dari areal pabrik karet tempat mereka bekerja.
"Mereka berencana ke Kuala Lumpur," ujar Hairiah di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (28/4/2008).
Menurutnya, dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur itulah mereka dirampok dan mengalami luka yang parah hingga dua di antaranya tewas. Sedangkan salah seorang rekan mereka lainnya, Mawardi yang juga berasal dari NTB masih dalam keadaan kritis.
"Informasi dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM), kondisi jenazah cukup sulit dikenali karena ditemukan setelah tiga setelah kejadian. Jenazah kemudian dibawa ke rumah sakit Teuku Ja'far yang berada di daerah bagian Selangor untuk dilakukan autopsi," paparnya.
Terungkapnya identitas mereka ini bermula dari autopsi yang dilakukan. Petugas rumah sakit yang melakukan penggeledahan pakaian sebelum autopsi menemukan nomor telepon. Dari nomor tersebut kemudian langsung dihubungi pihak rumah sakit. Ternyata nomor tersebut adalah milik keluarga korban.
Keyakinan yang dihubungi adalah keluarga korban setelah disebutkan ciri-cirinya, yaitu lengan kiri bagian atas terdapat tato kalajengking bertulisan Anes yang merupakan singkatan nama kecil Yohanes.
Selain itu ada ciri lain di lengan atas yaitu tato perempuan duduk. Mendapatkan ciri-ciri seperti itu, pihak keluarga pun membenarkan.
Selanjutnya pada Jumat 18 April pihak keluarga melalui Abdul Malik yang merupakan adik ipar Yohanes mendatangi Komnas HAM perwakilan Kalbar dan meminta bantuan untuk mengurus kepulangan jenazah keluarganya tersebut.
Selanjutnya, Komnas HAM Perwakilan Kalbar pun bergerak melakukan koordinasi. Izin pernyataan kebenaran tentang Yohanes mulai dari tingkat dusun, desa, polsek, maupun kecamatan langsung diurus pihak keluarga.
Selanjutnya, Rabu 23 April, pihak Komnas HAM Perwakilan Kalbar membantu pihak keluarga berbicara dengan Setio Wasisto, Senior Laison Officer Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia.
Melalui pembicaraan itu, pihak KBRI melakukan komunikasi dengan pihak Malaysia yang selanjutnya, setelah melalui proses panjang, akhirnya jenazah Yohanes Bram bisa dipulangkan ke Kalbar.
Perjalanan awal, berangkat dari Bandara Kuala Lumpur menuju Jakarta. Selanjutnya, Minggu 27 April pukul 13.00 siang kemarin, jenazah pun akhirnya tiba di Bandara Supadio, Pontianak dan langsung dibawa ke rumah duka.
Ditegaskan Hairiah, pihaknya akan meminta penjelasan yang sebenarnya tentang proses hukum kasus tersebut. (Denny Juniardi/Global/jri)
Kejadian yang menimpa TKI asal Desa Sebangki Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak ini diperkirakan terjadi awal April lalu.
Menurut Hairiah SH, anggota KOmnas HAM Perwakilan Klanbar, perampokan terjadi ketika korban dan dua rekannya dari Nusa Tenggara Barat (NTB) keluar dari areal pabrik karet tempat mereka bekerja.
"Mereka berencana ke Kuala Lumpur," ujar Hairiah di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (28/4/2008).
Menurutnya, dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur itulah mereka dirampok dan mengalami luka yang parah hingga dua di antaranya tewas. Sedangkan salah seorang rekan mereka lainnya, Mawardi yang juga berasal dari NTB masih dalam keadaan kritis.
"Informasi dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM), kondisi jenazah cukup sulit dikenali karena ditemukan setelah tiga setelah kejadian. Jenazah kemudian dibawa ke rumah sakit Teuku Ja'far yang berada di daerah bagian Selangor untuk dilakukan autopsi," paparnya.
Terungkapnya identitas mereka ini bermula dari autopsi yang dilakukan. Petugas rumah sakit yang melakukan penggeledahan pakaian sebelum autopsi menemukan nomor telepon. Dari nomor tersebut kemudian langsung dihubungi pihak rumah sakit. Ternyata nomor tersebut adalah milik keluarga korban.
Keyakinan yang dihubungi adalah keluarga korban setelah disebutkan ciri-cirinya, yaitu lengan kiri bagian atas terdapat tato kalajengking bertulisan Anes yang merupakan singkatan nama kecil Yohanes.
Selain itu ada ciri lain di lengan atas yaitu tato perempuan duduk. Mendapatkan ciri-ciri seperti itu, pihak keluarga pun membenarkan.
Selanjutnya pada Jumat 18 April pihak keluarga melalui Abdul Malik yang merupakan adik ipar Yohanes mendatangi Komnas HAM perwakilan Kalbar dan meminta bantuan untuk mengurus kepulangan jenazah keluarganya tersebut.
Selanjutnya, Komnas HAM Perwakilan Kalbar pun bergerak melakukan koordinasi. Izin pernyataan kebenaran tentang Yohanes mulai dari tingkat dusun, desa, polsek, maupun kecamatan langsung diurus pihak keluarga.
Selanjutnya, Rabu 23 April, pihak Komnas HAM Perwakilan Kalbar membantu pihak keluarga berbicara dengan Setio Wasisto, Senior Laison Officer Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia.
Melalui pembicaraan itu, pihak KBRI melakukan komunikasi dengan pihak Malaysia yang selanjutnya, setelah melalui proses panjang, akhirnya jenazah Yohanes Bram bisa dipulangkan ke Kalbar.
Perjalanan awal, berangkat dari Bandara Kuala Lumpur menuju Jakarta. Selanjutnya, Minggu 27 April pukul 13.00 siang kemarin, jenazah pun akhirnya tiba di Bandara Supadio, Pontianak dan langsung dibawa ke rumah duka.
Ditegaskan Hairiah, pihaknya akan meminta penjelasan yang sebenarnya tentang proses hukum kasus tersebut. (Denny Juniardi/Global/jri)
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.