-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

25 June 2008

Jumlah Kasus Gizi Buruk di Klaten Naik

Selasa, 18 Maret 2008 | 12:10 WIB

Solo, Kompas - Setelah lebih dari setahun usai gempa, kasus gizi buruk pada bayi dan balita di Kabupaten Klaten menunjukkan peningkatan. Pada bulan Januari 2008, tercatat 84 bayi dan balita divonis gizi buruk. Sebanyak 469 bayi dan balita lainnya juga tercatat mengalami gizi buruk.

 

Jumlah yang pertama berdasarkan hitungan berat badan dibanding tinggi badan, sedangkan jumlah kedua berdasarkan hitungan berat badan dibanding usia. Kategori hitungan yang kedua ini sebenarnya untuk kewaspadaan karena sebenarnya masih di bawah garis merah, tutur Kepala Subdinas Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Ronny Roekmito, Senin (17/3).

 

Sejak Januari 2008, dua bayi dan balita meninggal dunia akibat gizi buruk. Namun, ditambahkan Ronny, kasusnya bukan murni gizi buruk, melainkan ada penyakit penyerta pada keduanya. Yang satu terkena bronkitis, yang satunya jantung. Mereka berobat tidak tuntas sehingga penyakitnya tidak benar-benar sembuh sehingga berpengaruh pada berat badannya. Ini disebabkan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu, tutur Ronny.

 

Dijelaskannya, lebih dari 60 persen kasus gizi buruk ditemukan penyakit penyerta pada penderita berupa primer kompleks tuberkulosis (PKTB). Ini penyakit infeksi yang mudah menular lewat udara. Nenek atau ibunya punya TBC, dia berdekatan dengan si anak, sudah bisa menulari, kata Ronny menjelaskan.

 

Ekonomi lemah Penderita gizi buruk pada bayi dan balita paling banyak ditemukan pada keluarga yang berasal dari golongan ekonomi lemah. Penyebab tidak langsung gizi buruk adalah kemiskinan. Apalagi sekarang harga-harga meningkat, ekonomi keluarga semakin sulit. Bayi dan balita harus ikut terkena dampaknya, ujarnya. Di Klaten, kantong penderita gizi buruk, antara lain di Kecamatan Gantiwarno dan Kalikotes.

 

Diungkapkan Ronny, 10 bulan pascagempa, mulai terlihat tren peningkatan kasus gizi buruk. Kami perkirakan setahun pascagempa akan terjadi peningkatan. Ternyata, baru 10 bulan sudah terlihat. Yang paling banyak di Gantiwarno karena di sana lokasi gempa paling parah. Kalikotes juga menjadi kantong karena banyaknya warga miskin, katanya. (eki)

 

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/03/18/12103431/jumlah.kasus.gizi.buruk.di.klaten.naik