-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

25 June 2008

15 Balita di Samigaluh Menderita Gizi Buruk

Kesehatan
Selasa, 18 Maret 2008 | 12:13 WIB
 

Kulon Progo, Kompas - Sekitar 15 anak usia balita di Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, diduga menderita gizi buruk. Bahkan satu di antaranya pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Wates awal tahun lalu.

 

Menurut petugas gizi di Puskesmas Samigaluh I Diah Nor, jumlah balita penderita gizi buruk tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan 2007 sejumlah 14 orang. Pada tahun yang sama, untuk seluruh Kulon Progo, Dinas Kesehatan DI Yogyakarta mencatat jumlah balita penderita gizi buruk 27 orang.

 

"Seluruh balita dengan gizi buruk ini adalah anak dari keluarga miskin yang banyak ditemukan di Desa Sidoharjo dan Purwoharjo," ujar Diah, Senin (17/3).

 

Penyebab gizi buruk, lanjut Diah, murni karena pilihan menu yang tidak bergizi dan pola makan yang tidak teratur. Hanya satu dari 15 balita itu yang menderita penyakit bawaan, yakni lemah jantung, dan sudah mendapat penanganan medis dari rumah sakit.

 

Kepala Puskesmas Samigaluh I Sajarwadi menyatakan, sejauh ini temuan kasus gizi buruk atau gizi kurang pada balita masih bisa ditangani dengan program pemberian makanan tambahan (PMT), seperti susu, bubur bayi, dan aneka penganan berkarbohidrat. PMT juga dilakukan untuk ibu hamil yang ditengarai kurang gizi.

 

Dengan begitu, diharapkan jumlah balita atau ibu hamil penderita gizi buruk di Samigaluh akan terus berkurang, sedapat mungkin 20 persen per tahun. Meskipun demikian, pencapaian target ini juga masih harus disesuaikan dengan perkembangan kondisi perekonomian bangsa dan pendapatan per kapita bagi masyarakat miskin.

 

Mengingat kondisi geografis Samigaluh yang berbukit-bukit, PMT tidak bisa dilakukan sesering mungkin. Setidaknya satu bulan sekali ada petugas puskesmas keliling yang akan mengunjungi desa-desa yang cukup terisolasi untuk membagikan stok makanan tambahan sesuai kebutuhan.

 

"Kami juga telah menyiagakan sejumlah kader gizi dan posyandu di setiap desa untuk terus memantau perkembangan gizi balita dan ibu hamil. Jika ditemukan kasus baru, kader wajib melaporkannya ke puskesmas untuk dapat segera ditindaklanjuti," kata Sajarwadi.

Selain itu, kader bertugas memberikan penyuluhan tentang hidup sehat dan pemenuhan gizi keluarga sehari-hari melalui makanan. Diah mengemukakan, banyak ibu rumah tangga di pelosok desa yang masih kurang pemahaman akan pentingnya pemenuhan gizi secara seimbang bagi anak-anaknya. (YOP)

 

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/03/18/12132483/15.balita.di.samigaluh.menderita.gizi.buruk