-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

25 June 2008

Makin Tak Menjanjikan, Perajin Batik Jadi TKI

Kamis, 6 Maret 2008 | 02:20 WIB
 

Bantul, Kompas - Prospek kerajinan batik tulis yang semakin tak menjanjikan membuat para perajin di Desa Wukirsari, Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menjadi tenaga kerja Indonesia. Sebagian besar di antara mereka bekerja di Malaysia sebagai buruh pabrik. Jika keadaan itu berlangsung terus- menerus, perajin batik tulis akan berkurang karena tidak ada regenerasi.

 

Kepala Desa Wukirsari Bayu Bintoro, Rabu (5/3), mengatakan, setidaknya ada 510 perajin batik tulis di desanya. Jumlah perajin terus turun, apalagi setelah gempa banyak alat produksi yang rusak sehingga proses produksi terhenti. "Pengurangannya bisa 15 persen. Mereka memilih menjadi TKI di luar negeri karena lebih menjanjikan," katanya.

 

Menurut Bayu, tren alih profesi tersebut sebenarnya sudah mulai terasa sebelum gempa. Makin tidak prospektifnya kerajinan batik tulis setelah batik cap yang diproduksi secara massal menjamur membuat perajin enggan mengembangkan usahanya.

 

Desa Wukirsari dihuni 15.327 warga. Selain perajin batik tulis, sebagian warganya bekerja sebagai perajin anyaman bambu dan kerajinan tatah sungging.

 

Kepala Seksi Penempatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Suhartono menyebutkan, memang ada sejumlah perajin yang berangkat ke luar negeri menjadi TKI. "Fenomena itu terutama terjadi setelah gempa. Di Malaysia mereka bekerja sebagai buruh di pabrik elektronik dan perakitan," ujarnya.

 

Terpisah Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia wilayah DI Yogyakarta Jadin C Djamaludin mengatakan, sebagian besar perajin batik tulis di Imogori mengandalkan pasar dari pesanan pengusaha kelas menengah. Karena kondisi pengusaha menengah sedang kolaps, order yang diterima perajin menurun.

 

"Pemulihan pascagempa hanya difokuskan pada pembangunan fisik rumah dan prasarana fisik lain, sementara pemulihan ekonomi belum diperhatikan. Dari sekitar 40 pengusaha yang masuk kategori kelas menengah, 20 persen di antaranya terancam bangkrut, termasuk sektor batik tulis," katanya. (eny/wie)

 

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/03/06/02201428/makin.tak.menjanjikan.perajin.batik.jadi.tki