-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

25 June 2008

Kalteng Jaring Gizi Buruk di 1.700 Posyandu

Sabtu, 8 Maret 2008 | 02:27 WIB
 

Palangkaraya, Kompas - Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah tahun ini akan melakukan penjaringan kasus anak balita gizi buruk melalui 1.700 pos pelayanan terpadu atau posyandu yang masih aktif. Ini dilakukan agar penyelamatan terhadap bayi-bayi kekurangan gizi itu bisa dilakukan secara cepat.

 

Untuk membantu program ini, sejumlah tenaga profesional akan ditempatkan di posyandu. "Tenaga profesional ini diambilkan dari lulusan akademi gizi yang belum terikat kontrak kerja. Tiap bulan mendapat gaji Rp 500.000," kata Kepala Subdinas Promosi Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Endang Kusriatun, Kamis (6/3) di Palangkaraya.

Tenaga profesional tadi bertugas mendampingi keluarga serta membina dan membimbing kader posyandu, semisal mengenai cara pencatatan, penimbangan, dan konseling.

 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalteng, tahun 2006 tercatat sebanyak 156 penderita gizi buruk, sepuluh di antaranya meninggal. Kasus terbanyak ada di Kabupaten Sukamara, yakni sebanyak 42 penderita. Penderita yang meninggal ada di Kobar (2), Barsel (2), Katingan (2), SUkamara (3), dan Gunung Mas (1).

 

Tahun 2007 ada 41 anak balita gizi buruk. Kasus terbanyak ada di Kabupaten Kotawaringin Timur, yakni 11 kasus, dua anak balita di antaranya meninggal dunia. "Tahun 2008, ada dua kasus gizi buruk di Kabupaten Murung Raya yang sudah dilaporkan," katanya.

Penyebab gizi buruk, antara lain, adalah akibat penyakit seperti TBC dan penyakit kronis lainnya, kurangnya asupan, dan pola asuh yang salah.

 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Djono Koesanto menuturkan, kegiatan posyandu yang di dalamnya ada kegiatan penimbangan akan difungsikan untuk menjaring anak balita yang mengalami gizi buruk.

 

Di Sukabumi, Jawa Barat, dua kakak beradik, Dani (4), dan Nanis (4 bulan), mengalami kekurangan gizi akut. Akibatnya, pertumbuhan badan kedua kakak beradik tersebut tak normal dan sangat mudah terserang penyakit.

 

Berat badan Dani hanya sebelas kilogram, sedangkan Nanis hanya empat kilogram, atau hanya sekitar tiga perempat berat badan minimal anak yang sehat.

Dokter jaga RSUD Sekarwangi, Dr Devy, mengatakan, saat datang empat hari lalu, berat badan Dani hanya 10 kg, sedangkan Nanis hanya 3,5 kg.

 

Lima tewas

Dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan, lima anak balita tewas karena busung lapar melanda Rote Ndao, NTT, selama Januari-5 Maret 2008.

 

Jumlah korban bakal bertambah karena sumber penghasilan masyarakat setempat tak menghasilkan. Pertanian lahan kering gagal panen dan sumber penghasilan di laut tidak dapat ditangkap. Menyadap nira lontar pun tak dijalankan karena musim hujan. (CAS/AHA/KOR)

 

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/03/08/02275996/kalteng.jaring.gizi.buruk.di.1.700.posyandu