Senin, 10 Maret 2008 | 00:28 WIB Jakarta, Kompas - Terus terulangnya kasus kekerasan terhadap tenaga kerja wanita Indonesia di luar negeri terjadi akibat semakin pudarnya semangat nasionalisme. "Pemerintah cenderung tak peduli dengan nasib warga negaranya yang direndahkan oleh bangsa lain," kata Ketua Umum Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa Badriyah Fayumi menyambut peringatan Hari Perempuan Internasional di Jakarta, Sabtu (8/3). Di tengah peringatan tersebut, persoalan perempuan Indonesia belum beranjak dari masalah klasik yang terus berulang.
Buruknya perlakuan terhadap TKW terjadi karena pembangunan nasionalisme selama ini hanya bersifat simbolis. Akibatnya, para penguasa mudah marah jika simbol-simbol negara dirusak.
Para pejabat negara justru gusar saat bendera Bintang Kejora berkibar dan foto Presiden dibakar demonstran. Namun, pemerintah seolah tak mau peduli dengan banyaknya TKW yang disiksa dan dianiaya majikannya.
Pemerintah juga tak terusik saat mengetahui ada warga Indonesia yang meninggal akibat kelaparan.
"Nasionalisme yang lebih substantif perlu dibangun kembali. Negara perlu berperan lebih besar dalam menjaga martabat bangsa," kata Badriyah.
Nasionalisme substantif harus dibangun dengan berorientasi pada perlindungan warga negara dan peningkatan kualitas hidup bangsa. Nasionalisme juga harus terimplementasi dalam pembelaan terhadap kaum tertindas serta menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Jawa Barat Imas Masyithoh M Nur juga mempertanyakan rendahnya kepedulian pemerintah daerah terhadap pemberdayaan perempuan.
Meskipun Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Daerah telah menginstruksikan pengalokasian dana APBD sebesar 5 persen untuk pemberdayaan perempuan, namun implementasinya masih sangat kurang.
Kondisi tersebut membuat kualitas perempuan Indonesia dan perlindungan bagi mereka semakin sulit ditingkatkan. (MZW)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/03/10/00283761/nasionalisme.rendah.tkw.tak.terlindungi |
25 June 2008
Nasionalisme Rendah, TKW Tak Terlindungi
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Wednesday, June 25, 2008
Label: Buruh migran