Rabu, 2 Juli 2008 | 03:00 WIB Jakarta, Kompas - Meskipun standar garis kemiskinan pada 2008 naik, jumlah penduduk miskin di Jakarta justru turun. Namun, jumlah penduduk miskin diperkirakan bakal kembali naik pascakenaikan harga bahan bakar minyak.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Djamal mengungkapkan hal itu, Selasa (1/7) di Jakarta Pusat. Menurut Djamal, penurunan jumlah penduduk miskin dari 405.700 orang pada 2007 menjadi 379.600 orang pada 2008 itu didapat dari hasil survei statistik nasional pada Maret 2008 sebelum kenaikan harga BBM.
"Standar garis kemiskinan 2008 adalah jika pengeluaran berada di bawah Rp 290.268 per orang per bulan. Standar itu diperhitungkan untuk mencukupi kebutuhan makanan 2.100 kilokalori per hari dan kebutuhan nonmakanan dalam jumlah minimal," kata Djamal.
Standar garis kemiskinan 2008 naik Rp 23.394 dibandingkan dengan 2007 karena dorongan inflasi harga berbagai kebutuhan pokok. Dalam standar itu, pengeluaran minimal untuk makanan adalah Rp 184.528 dan untuk papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan adalah Rp 105.741 per orang per bulan.
Berdasarkan analisis BPS, kata Djamal, penurunan jumlah penduduk miskin terjadi karena inflasi pada 2007 hanya sebesar 6,04 persen dan pembagian beras untuk rakyat miskin semakin tepat sasaran.
Selain itu, tingkat pengangguran turun dari 13,27 persen pada 2007 menjadi 11,06 persen pada 2008 dan upah minimum provinsi pada 2008 naik menjadi Rp 972.645 per bulan. "Sepanjang 2007 sampai Maret 2008 terjadi peningkatan pendapatan dari sebagian rakyat yang dulunya miskin," ungkap Djamal.
Namun, tingkat kedalaman dan tingkat kemiskinan di Jakarta justru semakin parah. Warga yang masih tergolong miskin itu tidak mengalami penambahan pendapatan, tetapi harga kebutuhan pokok meningkat.
Sementara itu, menanggapi adanya kenaikan harga BBM, Djamal mengatakan, jumlah penduduk miskin diperkirakan bakal naik jika pemerintah tidak melakukan intervensi apa pun.
Sebagai gambaran, kenaikan harga BBM pada 2005 memicu pertambahan jumlah penduduk miskin sampai sekitar 50.000 orang pada 2006.
Djamal berharap jumlah penduduk miskin dapat dikurangi dengan bantuan langsung tunai, kredit usaha rakyat, dan berbagai kredit lunak untuk usaha mikro dan kecil. (ECA)
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/07/02/01065851/jumlah.penduduk.miskin.di.dki.jakarta.turun |
09 July 2008
Jumlah Penduduk Miskin di DKI Jakarta Turun
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Wednesday, July 09, 2008