Jum'at, 18 Juli 2008 | 18:39 WIB TEMPO Interaktif, SURABAYA:Kenaikan Bahan Bakar Minyak menjadi salah satu pemicu peningkatan jumlah keluarga miskin di Surabaya. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Edi Koesdarjono, kepada wartawan, Juma't (18/7). Dalam catatan Bapemas jumlah keluarga miskin tahun 2005, 111.120 Kepala Keluarga (KK), sedangkan tahun 2006 tercatat 113.125 KK. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 126.724 KK. ''Tiap tahun cenderung mengalami kenaikan,'' kata Edi. Lima kecamatan dengan jumlah kemiskinan terbesar yang dicatat Bapemas yaitu, kecamatan Semampir, Tambaksari, Kenjeran, Sawahan, dan Simokerto. Pemerintah, kata Edi, menargetkan tahun 2010 pemenenuhan kebutuhan dasar keluarga miskin dapat tercapai, dengan pengadaan beras miskin (raskin). Dana raskin untuk tahun 2008 yang dialokasikan dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah Kota Surabaya sekitar Rp 7 milyar, dari dari provinsi Jawa Timur, Rp 5 milyar.
Selain itu, lanjut Edi, Bapemas juga membuat program pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi, lingkungan dan sosial. Salah satunya memberikan pelatihan usaha peningkatan pendapatan ekonomi lokal. ''Masyarakat tidak hanya dilatih ketrampilan, misalnya membuat kopiah, tapi juga dicarikan bapak asuh yang bisa menampung hasil produksi mereka, seperti usaha kopiah di daerah Benowo,'' katanya. Yekthi HM http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2008/07/18/brk,20080718-128508,id.html
|