Jakarta-Jumlah orang gila atau mereka yang me-ngalami stres di Ibu Kota Jakarta meningkat setiap bulannya. Pihak Dinas Pembinaan Mental dan Kesejahteraan Sosial (Bintal Kesos) Jakarta bersama Dinas Ketenteraman dan Ketertiban (Tramtib) Jakarta setiap bulan menjaring lima orang gila.
Kepala Dinas Bintal Kesos Jakarta Maman Achdiat mengungkapkan hal itu, Rabu (16/7) siang. Maman yang didampingi Wakil Kepala Dinas Bintal Kesos Jakarta Kian Kelana menegaskan, meningkatnya jumlah orang gila atau stres ini menyebabkan daya tampung, terutama untuk mereka yang tergolong tingkat stres berat sudah tidak memadai lagi.
Dia menyebutkan jumlah orang gila yang meningkat di Jakarta tidak lepas dari kehidupan sosial. "Tekanan hidup membuat atau menambah jumlah orang stres setiap bulannya. Dari jumlah orang stres atau gila yang ada, sekitar 90 persen adalah kaum pendatang," ungkapnya.
Jumlah orang yang tergolong gila atau stres sekitar 1.400 orang. Mereka terdiri dari tingkat kesadaran di bawah 30 persen sekitar 690 orang. Selebihnya, ada yang masuk kelompok tingkat kesadaran 30 persen sampai 70 persen, dan ada yang di atas 70 persen tapi tidak ada yang tingkat kesadarannya 100 persen.
Dampak jumlah orang gila yang meningkat adalah daya tampung untuk yang tingkat stres berat atau kesadaran di bawah 30 persen tidak cukup lagi. Kapasitas hanya 500 orang sementara saat ini sekitar 690 orang yang tingkat kesadarannya tergolong di bawah 30 persen.
Oleh karena itu, langkah yang dilakukan saat ini adalah pengembangan atau perluasan daya tampung tempat penampungan orang yang tergolong stres berat atau kesadaran di bawah 30 persen. Perluasan sedang dilakukan karena anggaran sebesar Rp 11, 3 miliar sudah tersedia. (andreas piatu)
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0807/17/jab03.html