Selasa, 5 Agustus 2008 | 15:25 WIB
JAKARTA, SELASA - Untuk pertama kalinya, Indonesia mengirimkan tenaga kerja profesional
ke negeri Sakura, Jepang. Tenaga kerja profesional tersebut untuk
posisi perawat dan pendamping lanjut usia (careworkers).
Kepala
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI), M. Jumhur Hidayat menyebutkan, jumlah tenaga perawat yang
dikirim sebanyak 104 orang dan pendamping lansia 104 orang.
"Pengiriman TKI Government to Government (G
to G) ini merupakan tahap pertama dari permintaan 1000 TKI bidang
kesehatan yang diminta pemerintah Jepang secara bertahap selama dua
tahun," kata Jumhur, dalam sambutannya pada acara Pelepasan "Indonesia
Candidates for Kangoshi and Kaigofukushishi ke Jepang", di Gedung
Depnakertrans, Jakarta, Selasa (5/8).
Program pengiriman TKI ini merupakan realisasi kesepakatan pemerintah Indonesia dan Jepang melalui IJEPA (Indonesia-Jeppang Economic Partnership Agreement)
pada November 2006 di Tokyo yang ditandatangani Presiden SBY dan PM
Jepang Shinzo Abe. Kesepakatan ini, kemudian ditindaklanjuti BNP2TKI
dan Japan International Corporation of Welfare Services (JICWels).
Jumhur
memaparkan, pada awal pendaftaran, peminat perawat berjumlah 179 orang
dan pendamping lansia sebanyak 131 orang. Dari proses seleksi yang
dilakukan, akhirnya terjaring 104 orang untuk masing-masing posisi. Dua
ratus delapan orang yang terpilih ini mengikuti pre departure orientation (pembekalan)
selama 5 hari. Selanjutnya, mereka akan menjalani pendidikan dan
pelatihan selama 6 bulan di Jepang, sebelum ditempatkan di berbagai
rumah sakit dan panti jompo.
Secara resmi, pelepasan tenaga
kerja profesional ini dilakukan oleh Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno
dan perwakilan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia. Perwakilan Duta
Besar Jepang Okinyiwa mengatakan, pemerintah Jepang mengapresiasi upaya
pemerintah Indonesia untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan pemerintah
Jepang.
"Diharapkan, kerjasama ini bisa menguntungkan kedua
negara. Perawat dan pengasuh orang jompo seperti ini merupakan yang
pertama bagi Jepang. Percobaan ini harus berhasil. Kami berharap, 208
orang ini bisa meningkatkan keterampilan masing-masing," ujar Okinyiwa.
Inggried Dwi Wedhaswary
http://kompas.co.id/read/xml/2008/08/05/15252951/indonesia.ekspor.perawat.dan.pendamping.lansia.ke.jepang