06/08/2008
Liputan6.com, Jakarta: Sebanyak 205 perawat asal Indonesia, baru-baru ini, berangkat ke Jepang untuk mengadu nasib. Menurut rencana, mereka dipekerjakan di sejumlah rumah sakit di Negeri Sakura.
Pengiriman ini merupakan kerjasama pemerintah Indonesia-Jepang. Program tersebut akan diadakan setiap tahun guna meningkatkan kemampuan serta pengalaman perawat Indonesia. Mereka yang berangkat harus lolos seleksi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Para perawat akan dikontrak selama tiga tahun. Mereka menempati posisi sebagai perawat umum maupun lanjut usia. Bahkan mereka ditawarkan gaji hingga tujuh kali lipat dari standar Indonesia atau mencapai Rp 14 sampai Rp 25 juta per bulan.
Dengan tawaran itu, tak mengherankan jika perawat Indonesia tergiur bekerja di Jepang. Syah Musiyar misalnya. Demi penghasilan tinggi, ia rela meninggalkan anaknya yang masih duduk di sekolah dasar. Padahal di Tanah Air pun mereka sudah memiliki pekerjaan.(IKA/Davis Silahoiij dan Hengky Rahman)
Liputan6.com, Jakarta: Sebanyak 205 perawat asal Indonesia, baru-baru ini, berangkat ke Jepang untuk mengadu nasib. Menurut rencana, mereka dipekerjakan di sejumlah rumah sakit di Negeri Sakura.
Pengiriman ini merupakan kerjasama pemerintah Indonesia-Jepang. Program tersebut akan diadakan setiap tahun guna meningkatkan kemampuan serta pengalaman perawat Indonesia. Mereka yang berangkat harus lolos seleksi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Para perawat akan dikontrak selama tiga tahun. Mereka menempati posisi sebagai perawat umum maupun lanjut usia. Bahkan mereka ditawarkan gaji hingga tujuh kali lipat dari standar Indonesia atau mencapai Rp 14 sampai Rp 25 juta per bulan.
Dengan tawaran itu, tak mengherankan jika perawat Indonesia tergiur bekerja di Jepang. Syah Musiyar misalnya. Demi penghasilan tinggi, ia rela meninggalkan anaknya yang masih duduk di sekolah dasar. Padahal di Tanah Air pun mereka sudah memiliki pekerjaan.(IKA/Davis Silahoiij dan Hengky Rahman)