-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

19 August 2008

Suara Warga Indonesia dari Balik Penjara di Uni Emirat Arab

Senin, 18/08/2008 01:20 WIB
Gagah Wijoseno - detikNews
Abu Dhabi - Ada juga warga Indonesia di luar negeri yang tidak beruntung di hari kemerdekaan ini. Yakni mereka yang berada di bilik penjara di Uni Emirat Arab (UEA). Karena itu Dubes RI M Wahid Supriyadi berkesempatan menjenguk mereka.

Dalam siaran pers yang diterima detikcom dari Kedubes Indonesia di UEA, Minggu (17/8/2008) kunjungan dilakukan pada 13 Agustus 2008 ke lembaga pemasyarakatan (LP) Al Wathba , sekitar 50 Km di luar kota Abu Dhabi.

Kunjungan ini merupakan upaya dalam meningkatkan pelayanan dan perlindungan WNI. Juga untuk mengetahui dari dekat kondisi 44 napi asal Indonesia yang ditahan di tempat itu.

"Tatap muka juga dimaksudkan untuk mendapatkan masukan serta mendengar permasalahan secara langsung dari para WNI/TKI bermasalah untuk kemudian ditindaklanjuti dan dicarikan pemecahannya," tulis siaran pers itu  

Dialog berlangsung sekitar 1 jam. Dalam suasana akrab yan diiringi senyum, para narapidana itu mengaku diperlakukan dengan baik. "Keluhan yang umum disampaikan adalah mereka ingin segera pulang ke Indonesia jika masa tahanannya telah selesai," jelas siaran pers itu.

Pada umumnya mereka ditahan karena kasus-kasus ringan. Seperti pengakuan seorang TKW remaja, kalau dirinya ditahan karena bersama pasangannya berpacaran di taman. Setelah mendengar kisah ini, Dubes M Wahid lantas mengingatkan agar para TKI berlaku sopan di tempat umum.

"Aturan di negeri ini sangat ketat, hendaknya ini menjadi pelajaran," terang Wahid.

Sedang seorang ibu setengah baya menyampaikan permintaannya untuk membawa pulang anak hasil hubungannya dengan seorang tenaga kerja asal India. Hal ini kemudian direspons Kepala LP Brigadier Yousef Al Ahmed, pihaknya mengijinkan narapidana yang bersangkutan membawa anaknya sejauh KBRI bersedia melengkapi dokumen yang diperlukan.

Sementara itu, seorang ibu bercerita, dia melarikan diri dari Oman dan ditangkap polisi karena pelanggaran keimigrasian. Dia pun mengaku tidak punya uang ketika kembali ke Indonesia dan meminta jaminan agar tidak diperas ketika tiba di Jakarta dan kembali ke alamatnya di Jawa Barat.

Di akhir pertemuan, seorang ibu yang dituakan mewakili teman-temannya meminta KBRI untuk mengirim bahan-bahan bacaan, dari buku-buku tentang keagamaan, majalah, koran, sampai kamus Bahasa Inggris. Dubes M Wahid pun menyanggupi permintaan itu dan akan segera mengirim buku-buku yang diperlukan.

Tidak lupa Dubes meminta kepada kepala LP agar memberitahukan para tahanan yang akan dideportasi sehingga KBRI dapat membekali dengan surat-surat maupun kemungkinan memberikan uang saku.

Dan juga meminta agar para tahanan diperbolehkan untuk berkomunikasi tertulis dalam bahasa Indonesia dengan keluarganya. Selama ini para napi hanya boleh menulis dan menerima surat dalam bahasa Arab, Tagalog, Urdu dan Inggris. Juga permintaan untuk membawa anak salah seorang narapidana, dan pemberitahuan waktu deportasi.

Semua permintaan tersebut kemudian dipenuhi oleh Brigadier Yousef, yang juga memberikan pejelasan selama ini para narapidana asal Indonesia dikenal tenang dan tidak pernah membuat keributan.

"Brigadier Yousef ternyata mengaku telah berkunjung ke Indonesia selama 4 kali dan sangat terkesan dengan keindahan alam serta keramahan orang Indonesia. Pihaknya berjanji akan terus melakukan koordinasi dengan KBRI jika diperlukan," tutup siaran pers itu.

Sebagai catatan jumlah warga Indonesia yang mendekam di penjara Al Wathba saat ini tercatat 48 orang (4 orang pria), dan umumnya karena melakukan pelanggaran ringan-sedang, seperti tindakan asusila, pencurian, masalah hutang piutang dan lainnya. Masa hukuman mereka antara 3 bulan sampai 1 tahun.

Saat ini di UEA terdapat sekitar 74 ribu TKI, sekitar 80% bekerja sebagai PLRT, dan KBRI sedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah pekerja dari kelompok terampil dan profesional. Dan dalam kunjungannya ke kota tambang Ruwais, sekitar 250 km di luar kota Abu Dhabi, tanggal 9 Agustus Dubes bertemu dengan sekitar 170 tenaga ahli asal Indonesia yang bekerja di perusahaan petro kimia dan gas, dan menurut mereka permintaan akan tenaga ahli asal Indonesia semakin meningkat.(ndr/)

http://www.detiknews.com/read/2008/08/18/012059/990273/10/suara-warga-indonesia-dari-balik-penjara-di-uni-emirat-arab