-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

01 September 2008

Penggusuran, Hari Mencekam di Taman BMW

31/08/2008 12:18 - Buser File
Penggusuran, Hari Mencekam di Taman BMW

Liputan6.com, Jakarta: Ban-ban bekas dibakar. Pertigaan Jalan Sunter Permai dan Jalan R.E. Martadinata serta akses jalan masuk ke permukiman liar di Taman BMW diblokir warga. Tak hanya itu, warga menyiapkan pengamanan berlapis. Mereka yang tinggal di sejumlah bangunan liar di Taman BMW yang tahu akan digusur Pemerintah Kota Jakarta Utara siap melawan.

Satuan Polisi Pamong Praja yag sejak pagi bersiap merangsek maju. Perang terbuka dengan warga pecah. Hujan batu dan benda-benda keras lainnya tak membuat kedua belah pihak jeri. Sama-sama panas dan emosional. Namun Satpol PP dengan jumlah personel lebih banyak dan mengepung dari berbagai penjuru berhasil memaksa mundur warga. Bahkan pertahanan warga di batas kampung dijebol aparat.

Kesabaran petugas sudah habis. Tindak kekerasan terjadi. Sejumlah warga yang dinilai mengompori warga lainnya untuk melawan ditangkap. Tindakan ini disusul penggeledahan. Warga dilucuti. Galau, cemas, dan sedih akan nasib mereka yang akan terlunta-lunta. Warga minta aparat menghentikan pengusuran.

Pengejaran terus dilakukan. Satpol PP merangsek ke dalam perkampungan. Meski terkepung, perlawanan warga di Taman BMW tak juga surut. Bahkan bertambah sengit. Warga terus menyerang dan melawan meski makin terjepit. Satpol PP tak kalah garang. Mereka memburu sampai ke rumah rumah. Beberapa warga kembali ditangkap. Tak sedikit yang terluka.

Penghuni liar Taman BMW tak berdaya. Mereka dipaksa mengungsi. Situasi panas kembali mengemuka karena ada warga yang bersikeras bertahan. Warga minta keadilan dan mohon belas kasihan. Tapi sia-sia. Petugas bergeming. Rumah-rumah liar di Taman BMW di kawasan Papanggo, Tanjungpriok, Jakut itu tetap dieksekusi.

Belasan orang terluka dalam kericuhan itu. Ribuan orang kini kehilangan tempat tinggal. Rencana Pemprov DKI Jakarta mendirikan sarana olahraga bertaraf internasional di lahan seluas 26 hektare itu memang tak salah. Namun haruskah rencana itu mengorbankan hak memiliki tempat tinggal yang layak bagi warganya?(TOZ/Tim Buser SCTV)

http://www.liputan6.com/news/?id=164519&c_id=11