Razia TKI Meluas ke Pantai Timur dan Pedalaman
Selasa, 12 Agustus 2008 Kota Kinabalu - Razia dan operasi terhadap pendatang tanpa izin (PTI) di Malaysia yang dimulai pertengahan minggu pertama Agustus 2008 ini di Pantai Barat, akan menjalar ke Pantai Timur dan Pedalaman. Sedangkan pemulangan PTI termasuk tenaga kerja Indonesia (TKI) di Sabah pada wilayah Pantai Barat dan Pedalaman, serta Pulau Labuan wilayah federal, akan dimulai minggu depan. Operasi PTI ini digagas oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Seri Najib Tun Razak. Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) mengkhawatirkan bila operasi terus berlanjut sampai minggu ketiga bulan Agustus akan berdampak pada kehadiran warga negara Indonesia (WNI) yang hendak merayakan HUT ke-63 Kemerdekaan RI. "Saya pikir akan sangat berpengaruh," kata Konsul Fungsi Konsuler KJRI Kota Kinabalu, Didik Eko Pujianto. Ini karena biasanya setiap tahun ribuan WNI berkumpul di konsulat kompleks Karamunsing atau perwakilan KJRI di Tawau untuk merayakan kemerdekaan RI. Namun, Didik memperkirakan WNI yang akan merayakan 17 Agustusan di KJRI tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, karena rata-rata mereka tidak memiliki dokumen perjalanan atau masa berlaku paspornya habis sehingga takut dirazia. Pemerintah Malaysia dalam lima hari terakhir ini telah merazia PTI di wilayah Pantai Barat, meliputi Beofort, Tenom, Kudat, Kota Kinabalu serta Pulau Gaya. Razia tersebut akan merembet ke daerah lain yang padat TKI baik legal maupun ilegal, terutama di Sandakan, Lahad Datu dan Tawau yang berada di Pantai Timur. Menurut Didik, KJRI belum menerima pemberitahuan hasil razia itu dari pemerintah Malaysia, sehingga belum mengetahui siapa saja WNI yang terkena razia. "Kami tengah menyiapkan pelayanan hukum bagi WNI tersebut," katanya. Padahal, biasanya Malaysia baru memberitahukan kepada KJRI Kota Kinabalu setelah pemberkasan selesai dan setiap PTI sudah diketahui jenis kesalahannya. Pemerintah setempat biasanya juga meminta KJRI agar membantu pemberangkatan TKI ilegal dari Kota Kinabalu ke Tawau, langsung dideportasi ke Nunukan, Kalimantan Timur. Razia tersebut di Sabah semula diperkirakan digelar awal Juli lalu, namun kemudian pemerintah negara bagian Sabah meminta kepada Ikatan RELA (Hansip dan Wanra), Polis dan Imigresen agar operasi dilakukan mulai 7 Agustus lalu. Beberapa kota di Pantai Barat yang tengah melakukan operasi penangkapan PTI ilegal antara lain Tenom, Papar, dan Beofort. (yan)
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0808/12/sh07.html
|
|