Selasa, 14/10/2008 00:37 WIB
BNP2TKI Targetkan TKI ke Korsel Tembus Kuota 9.500 Orang
Didi Syafirdi - detikNews
Jakarta - Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Korea Selatan (Korsel) hingga akhir 2008 diharapkan menembus batas kuota yang disediakan pemerintah Korsel sebesar 9.500 orang. Jika kuota itu tercapai, Indonesia akan menjadi negara terbesar yang menempatkan jumlah pekerja asing di Korea.
"BNP2TKI optimis, kuota 9.500 tersebut bisa dicapai sampai Desember tahun ini, bahkan akan terlewati hingga 10.000, karena saat ini pun kita sudah menjadi negara yang menempatkan pekerja asing terbesar di Korea setelah Vietnam," ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (13/10/2008).
Jumhur mengatakan, penempatan TKI ke Korsel mengalami perkembangan yang luar biasa sejak ditangani BNP2TKI. Pada tahun 2006, jumlah TKI yang ditempatkan di Korsel mencapai 1.214 orang, tahun 2007 naik menjadi 4.303 orang.
"Pada 2008 ini hampir dipastikan memenuhi kuota yang disediakan yaitu sebesar 9.500 orang," jelasnya.
Menurut Jumhur, TKI yang dikirim ke Korsel melalui program government to goverment (G to G) itu dikontrak dalam masa kerja 3 tahun. Namun masa kerja tersebut dianggap terlampau singkat oleh para pengusaha negeri ginseng itu.
"Mereka mengusulkan ada perpanjangan otomatis menjadi 5 tahun," kata pria berkaca mata ini.
Guna memenuhi kuota TKI ke Korsel, BNP2TKI akan memperbanyak tempat pelaksanaan tes bahasa Korea, dari 6 kota menjadi 8 kota.
"Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Mataram dan Makasar, ditambah 2 kota Bandung dan Manado pada 2008 ini, menjadi 8 kota," jelasnya.
Selanjutnya, Jumhur, menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Korsel, yang akan memberikan peluang lebih besar lagi bagi TKI untuk bekerja di Korsel, dengan perubahan sistem pemilihan kandidat, dari semula 1 banding 5 menjadi 1 banding 3 .
"Selama ini satu TKI ke Korea dipilih dari dari lima calon TKI. Sedangkan ke depan, dari tiga calon TKI akan dipilih satu TKI," katanya.
Jumhur berharap, agar pemerintah korsel dapat membuka peluang penempatan TKI untuk sektor konstruksi yang semi skill dan skilled (terampil), di samping untuk pekerja di rumah sakit, juru rawat, perhotelan, perkapalan, manufaktur, industri otomotif, serta restauran, baik yang dilakukan secara G to G maupun private to private (P to P).
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Menteri Tenaga Kerja Korsel Lee Young Hee disertai sejumlah pejabat Korsel, di antaranya Pelaksana Direktur Jenderal Kerjasama Internasional Kementerian Tenaga Kerja Korsel Lee Jae Hung, Direktur Divisi Penanganan Tenaga Kerja Asing Korsel An Kyung Duk, Atase Tenaga Kerja Keduataan Korsel di Jakarta Ha Hyeong So, serta Direktur Pelayanan Pengembangan Tenaga Kerja Korea Yang Sung Mo.
http://www.detiknews.com/read/2008/10/14/003744/1019531/10/bnp2tki-targetkan-tki-ke-korsel-tembus-kuota-9500-orang
BNP2TKI Targetkan TKI ke Korsel Tembus Kuota 9.500 Orang
Didi Syafirdi - detikNews
Jakarta - Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Korea Selatan (Korsel) hingga akhir 2008 diharapkan menembus batas kuota yang disediakan pemerintah Korsel sebesar 9.500 orang. Jika kuota itu tercapai, Indonesia akan menjadi negara terbesar yang menempatkan jumlah pekerja asing di Korea.
"BNP2TKI optimis, kuota 9.500 tersebut bisa dicapai sampai Desember tahun ini, bahkan akan terlewati hingga 10.000, karena saat ini pun kita sudah menjadi negara yang menempatkan pekerja asing terbesar di Korea setelah Vietnam," ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (13/10/2008).
Jumhur mengatakan, penempatan TKI ke Korsel mengalami perkembangan yang luar biasa sejak ditangani BNP2TKI. Pada tahun 2006, jumlah TKI yang ditempatkan di Korsel mencapai 1.214 orang, tahun 2007 naik menjadi 4.303 orang.
"Pada 2008 ini hampir dipastikan memenuhi kuota yang disediakan yaitu sebesar 9.500 orang," jelasnya.
Menurut Jumhur, TKI yang dikirim ke Korsel melalui program government to goverment (G to G) itu dikontrak dalam masa kerja 3 tahun. Namun masa kerja tersebut dianggap terlampau singkat oleh para pengusaha negeri ginseng itu.
"Mereka mengusulkan ada perpanjangan otomatis menjadi 5 tahun," kata pria berkaca mata ini.
Guna memenuhi kuota TKI ke Korsel, BNP2TKI akan memperbanyak tempat pelaksanaan tes bahasa Korea, dari 6 kota menjadi 8 kota.
"Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Mataram dan Makasar, ditambah 2 kota Bandung dan Manado pada 2008 ini, menjadi 8 kota," jelasnya.
Selanjutnya, Jumhur, menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Korsel, yang akan memberikan peluang lebih besar lagi bagi TKI untuk bekerja di Korsel, dengan perubahan sistem pemilihan kandidat, dari semula 1 banding 5 menjadi 1 banding 3 .
"Selama ini satu TKI ke Korea dipilih dari dari lima calon TKI. Sedangkan ke depan, dari tiga calon TKI akan dipilih satu TKI," katanya.
Jumhur berharap, agar pemerintah korsel dapat membuka peluang penempatan TKI untuk sektor konstruksi yang semi skill dan skilled (terampil), di samping untuk pekerja di rumah sakit, juru rawat, perhotelan, perkapalan, manufaktur, industri otomotif, serta restauran, baik yang dilakukan secara G to G maupun private to private (P to P).
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Menteri Tenaga Kerja Korsel Lee Young Hee disertai sejumlah pejabat Korsel, di antaranya Pelaksana Direktur Jenderal Kerjasama Internasional Kementerian Tenaga Kerja Korsel Lee Jae Hung, Direktur Divisi Penanganan Tenaga Kerja Asing Korsel An Kyung Duk, Atase Tenaga Kerja Keduataan Korsel di Jakarta Ha Hyeong So, serta Direktur Pelayanan Pengembangan Tenaga Kerja Korea Yang Sung Mo.
http://www.detiknews.com/read/2008/10/14/003744/1019531/10/bnp2tki-targetkan-tki-ke-korsel-tembus-kuota-9500-orang