-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

08 October 2008

Keluarga Tak Izinkan Lagi Pergi di Luar Prosedur

11 Jenazah TKI Tiba di Medan
Jenazah Muhammad Reza (22), salah satu korban tenggelamnya kapal tongkang Sinar Harapan di pelabuhan Port Klang Malaysia, tiba di Terminal Kargo Bandara Polonia, Medan, Senin (6/10) pagi. Kemarin tiga jenazah kembali tiba di Medan menyusul delapan jenazah yang tiba sehari sebelumnya.
Selasa, 7 Oktober 2008 | 03:00 WIB

Medan, Kompas - Hujan rintik, Senin (6/10) pagi, mengiringi kedatangan tiga jenazah tenaga kerja Indonesia atau TKI yang tenggelam saat menumpang kapal tongkang Sinar Harapan di perairan Port Klang, Malaysia, pekan lalu. Dengan demikian, sudah ada 11 jenazah yang tiba di Medan dalam dua hari terakhir.

Ketiga jenazah itu adalah Sulasih (33) yang dimakamkan keluarganya di Bumi Hilir Tanjung Morawa di Medan, Nurmalena (41) dibawa keluarga ke Kelurahan Sukamaju di Binjai Barat, dan Muhammad Reza (bukan Riza) yang dibawa ke Lhokseumawe, NAD.

Sedangkan delapan jenazah yang diterima keluarga hari Minggu (5/10) dan sudah dimakamkan adalah Cut Nuraida (24) yang dibawa keluarga ke Aceh Timur, Abdul Halim (65) ke Rantau Prapat di Labuhan Batu, Lisa Novera (44) ke Perumnas Mandala II Medan, Sri Utami (33) ke Lubuk Pakam di Deli Serdang, Susana bin Samsudin (49) beserta anaknya, Fanny Gunawan (24), yang dimakamkan di Kampung Baru Medan, Rohanita (36) ke Lhokseumawe, dan Kartika Sari (22) yang diterbangkan kembali ke Bandara Adi Sumarmo Solo untuk dimakamkan keluarganya di Salatiga.

Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Sumatera Utara Sumadi M mengatakan, dari 103 korban selamat yang dikapalkan dari Malaysia menggunakan kapal Sarotama ke Pelabuhan Teluk Nibung, Tanjung Balai, pekan lalu, sudah sampai ke rumah masing-masing, kecuali lima orang asal Jawa Timur yang diperkirakan tiba hari Rabu (8/10).

Sebanyak 55 TKI dipulangkan di Sumatera Utara, 33 TKI ke NAD, lima orang ke Jawa Timur, tiga orang ke Jawa Barat, tiga orang ke Sumatera Barat, dua orang ke Riau, satu orang ke Lampung, dan satu orang ke Martapura. "Terjadi perubahan tujuan kepulangan setelah korban sampai di Tanjung Balai pekan lalu. Sebelumnya daftar yang dikeluarkan BP3TKI berdasarkan pada manifes korban," kata Sumadi.

Hingga saat ini, data yang diterima BP3TKI Sumut menunjukkan adanya 11 penumpang kapal tongkang Sinar Harapan yang hilang. Namun, BP3TKI Sumut belum tahu jumlah korban selamat yang masih berada di Malaysia.

Sumadi menolak menggunakan kata ilegal pada para TKI, melainkan non-prosedur. "Mereka punya paspor, tetapi surat- suratnya tidak lengkap sesuai UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indone- sia di Luar Negeri," kata Suma- di.

Sejumlah keluarga menyatakan trauma pada cara "jalan belakang" itu. Mereka tidak akan mengizinkan kerabatnya pergi ke Malaysia jika tak sesuai prosedur.

"Saya tak lagi izinkan anak saya pergi tanpa dokumen lengkap," tutur Samsidar (38) warga Tanjung Balai saat menunggui anaknya, Irwansyah (24), yang selamat dari musibah itu di tempat penampungan. Namun, Samsidar berharap, pemerintah mau melonggarkan proses perizinan sebab, untuk mengurus paspor misalnya, pada praktiknya dibutuhkan dana Rp 1,5 juta, jauh lebih tinggi dari biaya ketentuannya, sekitar Rp 270.000.

Sementara itu, satu jenazah belum berhasil diidentifikasi dan masih ada di Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah. Bila beberapa hari tidak ada keluarga yang mengakui jenazah, KBRI akan memakamkannya di Malaysia.

Hingga kini sudah 14 jenazah yang ditemukan. Sejumlah 13 jenazah sudah dikirim pulang ke Indonesia, Minggu serta Senin. Sementara itu, masih ada sedikitnya dua anak balita yang belum ditemukan. (WSI/ART)

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/07/00304282/11.jenazah.tki.tiba.di.medan