PARA korban tenggelamnya kapal tongkang di perairan Port Klang Malaysia Selasa lalu, tiiba di pelabuhan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara, sekitar pukul 01.50 dini hari tadi. Mereka terdiri dari 80 laki-laki, 22 perempuan, dan seorang anak balita.
Ratusan orang menyambut kedatangan para Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang langsung diangkut menggunakan empat kendaraan ke GOR Tanjung Balai itu. Setelah mendapat makan nasi bungkus, para TKI secara bergiliran diperiksa satu-persatu oleh petugas kepolisian yang sudah menyiapkan belasan laptop untuk mengetik berita acara pemeriksaan.
Sebelumnya, pada pukul 23.00 hari Kamis, sejumlah pejabat Kota Tanjung Balai dan Provinsi Sumut berangkat dari Pelabuhan Bagan Asahan, Kabupaten Asahan menuju perairan Lampu Merah di Asahan untuk menjemput korban di kapal laut Narotama. Air laut yang surut membuat petugas dari TNI AL harus melansir korban menggunakan perahu cepat Being Sky King II ke pelabuhan Teluk Nibung.
Begitu para korban mendarat, anggota keluarga mereka berteriak-teriak memanggil korban. "Saya lega sudah bisa kembali ke Indonesia. Bagaimanapun lebih nikmat berada di negeri sendiri," tutur Hery Syahputra (29), warga Pidie, Naggroe Aceh Darussalam yang sudah tiga tahun bekerja di Selangor, Malaysia.
Meskipun demikian, Hery masih menanggung derita, karena anaknya, Muhammad Rayyan Syah Putra (15 bulan), belum ditemukan.
Asisten I Kota Tanjung Balai Usman Harahap mengatakan, para korban berasal dari Sumatera Utara, NAD, Kalimantan, dan Jawa. Setelah selesai identifikasi, korban segera dipulangkan. Namun ia belum tahu bagaimana proses pemulangan jenazah 12 korban tewas dan korban yang masih dirawat di RS yang saat ini masih ada di Port Klang. "Kami masih koordinasi," kata dia.
Aufrida Wismi Warastri
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/03/16404022/saya.lega.tiba.di.tanah.air