Kuwait Butuh 12 Ribu Tenaga Perawat Indonesia25 Nopember 2008 | 14:53 WIB "Ini kerja besar untuk tahun 2009 yang harus dipenuhi," kata Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat seusai bertemu Direktur Eksekutif Ashkanani Corporate Fadel Mohammed Al Sharaf di Kuwait City, Ashkanani merupakan satu-satunya asosiasi perusahaan perekrutan tenaga kerja asing di Ia berusaha memenuhi permintaan tersebut dan akan menghubungi Departemen Kesehatan dan berbagai sekolah tinggi atau akademi keperawatan di seluruh Jumhur menyatakan calon perawat yang didapat kelak akan diberi pelatihan kemampuan berbahasa Inggris atau Arab yang baik sehingga dapat bekerja secara optimal. Ia optimistis bisa menyelenggarakan pelatihan bagi para calon perawat itu apalagi ada bantuan dari Kementerian Negara BUMN dan sejumlah BUMN untuk melakukan pelatihan dengan biaya yang diambil dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Selain membicarakan soal peluang tenaga rawat untuk dikirimkan ke Kuwait, dalam pertemuan yang dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Kuwait dan Bahrain Faisal Ismail dan sejumlah pejabat kedutaan serta pimpinan Legal Group (pihak pengacara TKI di Kuwait) itu juga dikemukakan soal perlindungan terhadap TKI. Fadel dalam pertemuan itu berusaha secara optimal untuk membantu memberikan perlindungan kepada TKI dari kemungkinan mendapatkan perlakuan yang kurang baik. Fadel juga akan berusaha membantu 380 TKI bermasalah yang kini ditampung di KBRI agar bisa dipulangkan ke Dalam waktu dekat Faisal juga akan berkunjung ke Pada Senin malam, Jumhur dan Fadel bertemu kembali untuk membahas lebih rinci tentang berbagai upaya Fadel untuk melindungi TKI di Kuwait secara maksimal. "Saya minta dia mempresentasikan berbagai hal yang bisa diberikan untuk turut menjamin perlindungan terhadap TKI," kata Jumhur. ( ant )
|
01 December 2008
Kuwait Butuh 12 Ribu Tenaga Perawat Indonesia
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, December 01, 2008
Label: Buruh migran