Senin, 12 Januari 2009 14:12 WIB
SIDOARJO--MI: Warga korban lumpur di Pengungsian Pasar Baru Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kecewa karena proses pembayaran ganti rugi 20% dari PT Minarak Lapindo Jaya hingga kini belum beres.
Para pengungsi di Pasar baru Porong itu akan bersatu dengan korban luapan lumpur lainnya untuk berunjuk rasa di Jakarta. Di pengungsian Pasar Baru Porong terdapat 465 berkas yang pembayaran ganti rugi 20%nya harus diselesaikan oleh PT Minarak. Namun, dari angka itu ternyata masih terdapat 180 berkas yang pembayaran 20%-nya belum dilunasi.
Bahkan terdapat 17 berkas yang belum dibayar sama sekali karena belum diverifikasi. Sebagian lagi karena kesalahan rekening.
Padahal pembayaran ganti rugi 20% sesuai kesepakatan sudah harus diselesaikan pada akhir Desember 2008 lalu. Namun pembayaran 20% yang sebenarnya juga dicicil tiga kali itu kenyataannya tetap belum beres hingga sekarang.
Koordinator warga korban lumpur di pengungsian Pasar Baru Porong, Pitanto, mengatakan, warga masih memberikan tenggat waktu kepada PT Minarak untuk menyelesaikan pembayaran 20% hingga 15 Januari mendatang.
Apabila belum juga diselesaikan, korban lumpur di pengungsian PBP akan berunjuk rasa di Jakarta. "Kami tidak akan sendiri, tetapi sudah berkoordinasi dengan korban lumpur lain termasuk yang di Perum TAS untuk bergabung bersama ke Jakarta," kata Pitanto. (HS/OL-01)
Link: http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTU1NjE=
Penulis : Heri Susetyo
SIDOARJO--MI: Warga korban lumpur di Pengungsian Pasar Baru Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kecewa karena proses pembayaran ganti rugi 20% dari PT Minarak Lapindo Jaya hingga kini belum beres.
Para pengungsi di Pasar baru Porong itu akan bersatu dengan korban luapan lumpur lainnya untuk berunjuk rasa di Jakarta. Di pengungsian Pasar Baru Porong terdapat 465 berkas yang pembayaran ganti rugi 20%nya harus diselesaikan oleh PT Minarak. Namun, dari angka itu ternyata masih terdapat 180 berkas yang pembayaran 20%-nya belum dilunasi.
Bahkan terdapat 17 berkas yang belum dibayar sama sekali karena belum diverifikasi. Sebagian lagi karena kesalahan rekening.
Padahal pembayaran ganti rugi 20% sesuai kesepakatan sudah harus diselesaikan pada akhir Desember 2008 lalu. Namun pembayaran 20% yang sebenarnya juga dicicil tiga kali itu kenyataannya tetap belum beres hingga sekarang.
Koordinator warga korban lumpur di pengungsian Pasar Baru Porong, Pitanto, mengatakan, warga masih memberikan tenggat waktu kepada PT Minarak untuk menyelesaikan pembayaran 20% hingga 15 Januari mendatang.
Apabila belum juga diselesaikan, korban lumpur di pengungsian PBP akan berunjuk rasa di Jakarta. "Kami tidak akan sendiri, tetapi sudah berkoordinasi dengan korban lumpur lain termasuk yang di Perum TAS untuk bergabung bersama ke Jakarta," kata Pitanto. (HS/OL-01)
Link: http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NTU1NjE=
