SIDOARJO, KOMPAS - Dinding rumah milik Sunarsih (50), warga RT 03 RW 01, Desa Siring Barat, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, roboh pada hari Senin (5/1) pukul 08.00. Dinding rumah warga yang berjarak sekitar 100 meter dari kolam penampungan lumpur Lapindo itu roboh karena tanah turun setelah lumpur di bawahnya tersembur keluar.
Bagian rumah yang roboh adalah dinding kamar dan dapur. Delapan penghuni rumah selamat dari runtuhan dinding. Lantai dan sebagian besar dinding retak-retak sehingga penghuni mengungsi ke tetangga.
Menurut Sunarsih, retak di lantai dan dinding rumah terjadi sejak munculnya semburan lumpur dua tahun lalu. Kondisi lantai juga tidak rata akibat penurunan tanah. Meski diliputi kecemasan, saat itu ia tidak mengungsi karena tidak punya uang.
Kepala Humas Badan Penanggulangan Lumpur di Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain yang meninjau ke lokasi mengatakan, bangunan itu ambruk karena penurunan tanah akibat semburan lumpur. Berdasarkan penelitian BPLS pada Agustus 2008, dinding 20 rumah di Siring Barat retak dan berpotensi ambruk akibat penurunan tanah.
"Kami sudah mengajukan dana perbaikan rumah yang retak kepada Dewan Pengarah BPLS sebesar Rp 180 juta, tetapi belum ada respons," ujar Zulkarnain.
BPLS, menurut dia, akan mendata kembali rumah warga yang berpotensi ambruk di sekitar pusat semburan lumpur. Data akan diserahkan kepada Dewan Pengarah BPLS.
Gandu Suyanto, Ketua RT 03 Desa Siring Barat, mendesak pemerintah agar segera memasukkan desanya ke dalam wilayah peta terdampak lumpur Lapindo. Selain terdapat 20 titik semburan gas berbahaya terjadi penurunan tanah yang menyebabkan lantai dan dinding rumah retak-retak.
Desa Siring Barat bersama Desa Jatirejo Barat, Besuki Timur, dan Mindi pernah direkomendasikan tim independen yang dibentuk Gubernur Jatim agar dimasukkan ke dalam kawasan terdampak lumpur Lapindo karena tak layak huni. (apo)
Link : http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/06/0058273/rumah.warga.siring.roboh.gara-gara.tanah.turun