-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

21 July 2009

Bengawan Solo Tanggul Terhambat Pembebasan Lahan

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/18/1131366/tanggul.terhambat.pembebasan.lahan


Bengawan Solo
Tanggul Terhambat Pembebasan Lahan

Sabtu, 18 Juli 2009 | 11:31 WIB

BLORA, KOMPAS - Pembangunan tanggul Bengawan Solo di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, untuk mengatasi banjir tahunan, terhambat pembebasan lahan. Hal itu karena DPRD Kabupaten Blora tidak menyetujui dana pembebasan lahan senilai Rp 2 miliar dari APBD 2009 Kabupaten Blora.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora Eddy Prianto, Jumat (17/7), di Blora, mengatakan, total dana pembebasan lahan proyek penanggulangan Bengawan Solo Rp 12 miliar. Dana tersebut ditanggung pemerintah pusat Rp 6 miliar, Pemerintah Provinsi Jateng Rp 3 miliar, dan Pemerintah Kabupaten Blora Rp 3 miliar.

Dalam Rancangan APBD 2009, Bappeda mengusulkan Rp 2 miliar, karena dana tersebut diperkirakan cukup untuk membebaskan lahan. Namun, pimpinan DPRD Kabupaten Blora mencoret dana itu lantaran bersikukuh mempertahankan anggaran dana Peningkatan Pemberdayaan Sosial Ekonomi (P2SE) dan pengadaan sepeda motor kepala desa. "Padahal menurut jadwal yang telah ditentukan, proyek itu harus rampung tahun ini. Kami berencana mengajukan dana itu di APBD 2009 perubahan," kata Eddy.

Menurut Eddy, kekurangan pembiayaan itu mengakibatkan penggarapan tanggul kurang optimal. Dari 11 kilometer tanggul yang direncanakan dibangun, baru 700 meter saja yang digarap atau sudah dibebaskan.

Proyek penanggulan itu berada di lima kelurahan di Kecamatan Cepu, yaitu Kelurahan Balun, Cepu, Ngelo, Sumberpitu, dan Nglanjuk. Total luas lahan pekarangan yang harus dibebaskan di lima kelurahan itu adalah 14,56 hektar, dan rumah tangga yang harus direlokasi berjumlah 85 keluarga.

Secara terpisah, penambang pasir tradisional, Israwanto (40), meminta pemerintah tidak menutup sempadan Bengawan Solo, terutama di kawasan para penambang pasir tradisional. Pasalnya, kalau kawasan itu tertutup tanggul, para penambang bakal kesulitan menaikkan pasir ke darat. "Setidaknya, ada salah satu bagian tanggul dan talut yang dibuat tangga, sehingga penambang tradisional dapat menaikkan pasir ke darat," kata dia. (HEN)