-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

23 July 2009

Masih Ada Penderita Gizi Buruk di Cianjur

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/07/17/brk,20090717-187804,id.html


Masih Ada Penderita Gizi Buruk di Cianjur

Jum'at, 17 Juli 2009 | 17:30 WIB

TEMPO Interaktif, Cianjur - Faktor ekonomi dianggap menjadi salah satu penyebab masih adanya sejumlah anak menderita penyakit gizi buruk di Kabupaten Cianjur. Hingga bulan Juni 2009, tercatat ada sebanyak 32 penderita gizi buruk di Kabupaten Cianjur. "Jumlah ini berdasarkan data yang berhasil kami peroleh dari Rumah Sakit Umum Cianjur," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Ratu Tri Yuliawati di Cianjur, Jumat (17/7).

Dia tidak menampik, satu di antara faktor penyebabnya adalah masalah ekonomi. Akibatnya, banyak di antara para penderita itu kekurangan asupan makanan. "Akan tetapi, berdasarkan data persentase absolute yang kami peroleh dari tahun ke tahun, jumlah penderita mengalami penurunan. Jika tahun 2007 lalu sekitar 1,76 persen, tahun 2008 mengalami penurunan hingga 1,02 persen," ujarnya.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk meminimalisasi banyaknya penderita gizi buruk di Kabupaten Cianjur. Namun, hal tersebut kerap terbentur minimnya jumlah tenaga medis yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. "Tapi, ada beberapa kasus yang sudah berhasil kami tindak lanjuti. Termasuk bocah yang terindikasi gizi buruk yang tinggal di Desa Maleber Kecamatan Karangtengah. Keterbatasan jumlah tenaga medis yang kami miliki mengakibatkan ada penderita yang tidak kami ketahui. Makanya, kami sangat berterima kasih atas peran serta aktif media ikut membantu menemukan penderita gizi buruk di Kabupaten Cianjur," kata Ratu.

Sebelumnya, diketahui ada bayi bernama Fitri Santi yang berusia 9 bulan, anak pasangan Utis Sutisna (35) dan Dewi Narti (29) warga Kampung Tanah Lapang Desa Maleber Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, terindikasi menderita gizi buruk. Meskipun kondisinya memprihatinkan, saat ini Fitri hanya mendapat perawatan sekedarnya di rumah orangtuanya.
Menurut penuturan Dewi, gejala awal penyakit yang diderita anak keduanya itu bermula saat berusia tiga bulan. Fitri kerap menderita sakit. Berat badannya pun menurun drastis. Sempat dirawat beberapa waktu di RSU Cianjur, "Tapi karena terbentur biaya, kami terpaksa menghentikan perawatannya," kata Dewi.

Saat lahir, kata Dewi, bobot anaknya tergolong ideal. Fitri terlahir dengan bobot sekitar 4 kilogram. "Saya juga tidak tahu penyebab pasti penyakit yang diderita anak kami ini. Memang saat itu kata medis anak saya menderita kekurangan gizi," ujarnya.

Ironisnya, meskipun orangtuanya mendapatkan kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), namun Fitri tidak terdata sebagai pemegang kartu ini. Akibatnya, Fitri pun hanya mendapat perawatan ala kadarnya. "Memang, secara rutin ada bidan desa yang membantu memantau perkembangannya," ujar Dewi.

DEDEN ABDUL AZIZ