http://www.beritakota.co.id/berita/politik-a-hukum/10455-perjudian-kian-bergolak-polisi-tutup-mata-.html
Perjudian Kian Bergolak, Polisi 'Tutup Mata' Selasa, 21 Juli 2009 01:05 | PRAKTIK perjudian yang sempat diberangus secara tegas oleh Kapolri Jenderal Sutanto, kini tampaknya sudah mendapat angin dari aparat kepolisian. Meskipun tidak secara fulgar, namun praktik perjudian sudah mulai bergolak di sejumlah wilayah di ibukota Jakarta.
Guna mengelabui masyarakat sekitar tempat permainan judi itu, para 'cukong' lebih dulu mendapatkan izin usaha hiburan dengan permainan seperti timezone, dan warung internet (warnet). Seperti praktik perjudian dengan modus timezone di pasar swalayan Superindo Sunter Podomoro, Jakarta Utara. Sepintas usaha yang dikelola oleh seorang pria berinisial En ini terlihat seperti permainan biasa.
Namun, dalam praktiknya Timezone Lucky Lines adalah perjudian micky mouse. Lokasi ini sudah menggelar praktik perjudian sejak empat bulan lalu. Setiap harinya, ratusan orang pengunjung yang bermain di lokasi tersebut. "Saya sering main di Time Zone Lucky lines Sunter Podomoro," kata seorang pengunjung yang mengaku bernama Besran, Minggu (19/7).
Praktik serupa juga digelar di kawasan pusat pertokoan Roxi Mas. Sebuah rumah toko (ruko) disulap menjadi tempat permainan judi yang dikelola oleh Af. Namun, tempat tersebut mendapat penjagaan yang super ketat. Sehingga untuk dapat bermain harus lebih dulu menjadi anggota atau member. "Jangan harap bisa masuk kalau bukan member," kata seorang petugas keamanan di lokasi tersebut.
Selain itu, praktik perjudian serupa dengan modus usaha warnet juga mulai marak di kawasan Lokasari, Jakarta Barat. Sejumlah warnet yang berada dikawasan milik Pemprov DKI itu disulap menjadi ajang permainan judi micky mouse. Para penjudi datang berpura-pura bermain game di warnet. Padahal, pengelolanya telah memberikan password untuk menampilkan permainan judi di layer komputernya.
Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Chrysnanda membantah pihaknya memberikan restu untuk menggelar perjudian. " Tidak ada kompromi untuk perjudian," tegas Chrysnanda. Namun, ia mengakui, bukan tidak mungkin izin tempat permainan yang diberikan oleh Dinas Parawisata, disalahgunakan oleh pengelola. "Nanti akan kita chek kebenaran informasi tersebut," ujarnya. O son
|
|