JAKARTA, BK Warga Kelurahan Tanjungpriok, Jakarta Utara, mengeluhkan warung remang-remang yang bercokol di Jl Raya Enggano tepatnya di sekitar Pos 8 Pelabuhan Tanjungpriok. Sebab keberadaan warung itu membuat kawasan menjadi kumuh dan mengganggu pengguna jalan. Selain itu pemilik warung kerap menyediakan para pekerja seks komersil (PSK) alias jablay untuk menemani lelaki hidung belang untuk menikmati minuman keras (miras).
Anehnya, keberadaan warung remang-remang yang kerap disebut bar dorong (bardor) tersebut, luput dari penertiban lantaran sudah puluhan tahun beroperasi. Warga berharap aparat Satpol PP Kecamatan Tanjungpriok segera menggelar penertiban agar warga tidak resah.
"Keberadaan warung remang-remang sudah puluhan tahun beroperasi. Anehnya, petugas terkait tutup mata. Buktinya penertiban yang seringkali digelar tidak berhasil memberantas aktivitas mesum di kawasan itu. Padahal warung remang-remang tersebut mengganggu dan meresahkan warga," kata Noel (30), salah warga RW 016, kepada Berita Kota, Jumat (10/7).
Noel menuturkan, petugas Satpol PP harus bertindak lebih tegas terhadap para pemilik bardor. Setiap menggelar penertiban, yang ditertibkan hanya para PSK, sementara bardor tetap dibiarkan. Padahal akar masalah sebenarnya adalah keberadaan bardor tersebut. "Jablay yang biasa mangkal di bardor tentu akan menghilang jika ditertibkan petugas," katanya.
Senada dengan Noel, Hotmah Budiman (34), warga RT 006, mengatakan, untuk memberantas aktivitas mesum di kawasan itu maka bardor harus ditertibkan. "Saya berharap petugas terkait di tingkat kecamatan segera menggelar penertiban. Keberadaan bardor meresahkan warga. Jika dibiarkan maka Jl Raya Enggano akan menjadi pengganti lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak," jelasnya.
Berdasarkan pantauan Berita Kota di lokasi tersebut, Kamis (9/7) malam, sejumlah berdor beroperasi di bahu Jl Raya Enggano atau di seberang RS Port Medical Center. Para jablay terlihat setia menemami lelaki hidung belang sambil menikmati aneka miras. O dra |