-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

05 August 2009

Kasus Kematian TKI-PRT Tinggi!

http://www.beritakota.co.id/berita/ekonomi-a-bisnis/11617-kasus-kematian-tki-prt-tinggi.html

Kasus Kematian TKI-PRT Tinggi!
Rabu, 05 Agustus 2009 04:09

DOKUMENTASI BK
BANDARA KHUSUS: PARA 'Pahlawan Devisa Negara' ini, sebenarnya sudah mendapat layanan khusus di Bandara Soekaron-Hatta, baik saat keberangkatan maupun saat kepulangan. Secara khusus, para TKI itu melalui jalur layanan istimewa dari para petugas Bandara dibanding penumpang umum lainnya.

Kasus kematian TKI berprofesi pembantu rumah tangga (PRT) setiap tahunnya mencapai ratusan. Jumlah korban mati sebesar itu, sebenarnya sudah situasi darurat. Sayangnya, pemerintah terkesan diam.

TAHUN lalu, tercatat 600 TKI berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT) meninggal dunia di Malaysia. Sementara di Riyadh, Arab Saudi, tercatat 200 PRT yang meninggal dunia. Penyebabnya hanya tiga faktor, yakni penganiayaan majikan, kerja overtime, dan kasus seksual. Pemerintah, dinilai terkesan diam terhadap kasus tersebut.

Direktur MigrantCare Anis Hidayah kepada Berita Kota di Jakarta, Selasa (4/8) mengatakan, jumlah korban mati sebesar itu sebenarnya sudah menjadi situasi darurat. Harusnya ada kajian khusus yang komprehensif dari pemerintah untuk mencoba membahas masalah tersebut. Nyatanya, pemerintah terkesan diam saja. "Hingga saat ini belum pernah ada tindakan apapun dari pemerintah untuk menekan angka itu," ungkapnya.

Pemerintah, tambah dia, dalam hal ini Departeman Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau BNP2TKI, juga tak pernah berusaha untuk mengotopsi ulang hasil otopsi yang dilakukan di negara penempatan. Karena sering terjadi, hasil otopsi antra negara penempatan dan otopsi ulang di sini, hasilnya berbeda. Hasil dilakukan di sana menyatakan meninggal karena penyakit TBC, namun saat diotopsi ulang di Indonesia ternyata meninggal karena penganiayaan.

Dengan hasil otopsi berbeda itu, seharusnya pemerintah melakukan penyelidikan lebih lanjut. Karena kasus kematian akibat penganiayaan ini adalah, kasus kriminal. "Namun selama ini saya melihat tak ada reaksi keras dari pemerintah. Ironisnya, hal ini juga dilakukan terhadap TKI yang masih hidup," katanya.

Sementara Asriadi Arifin, tenaga kerja magang Indonesia yang tewas kecelakaan lalu lintas di Jepang 8 Mei 2008 mendapat santunan sekitar 21 juta Yen atau setara Rp1,995 miliar. Kedua orang tua korban yang datang dari Sopeng, Sulawesi Selatan, menerima secara simbolis santunan yang diserahkan Menakertrans Erman Suparno di Jakarta, Selasa (4/8). Turut hadir Presdir IMM Japan (the Asociation for Intenational Manpower Development of Medium and Small Enterprises Japan).
Menakertrans Erman Suparno mengatakan, korban yang lahir di Sopeng Sulsel, 1 Agustus 1982 mulai menjadi peserta magang di IMM Japan 24 Agustus 2005. Korban sebenarnya harus pulang ke Indonesia pada 22 Agustus 2008. Namun tiga minggu sebelum kepulangan ke Jakarta, korban mengalami kecelakaan lalulintas hingga meninggal di tempat.

"Proses pencairan asuransi berjalan alot," ungkap Erman. Karena pada saat kejadian, tidak pada waktu bekerja. Ia baru pulang berkunjung dari rumah temannya. Pada saat korban mau pulang kembali ke rumah kontrakannya, ia mengalami kecelakaan hingga tewas. Namun berkat perjuangn tim advokasi di sana, perusahaan akhirnya mau mencairkan dana asuransi yang menjadi hak almarhum. O did
 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com