http://www.beritakota.co.id/berita/ekonomi-a-bisnis/11969-minim-kemampuan-tki-berbahasa-korea.html
Minim, Kemampuan TKI Berbahasa Korea | Senin, 10 Agustus 2009 00:00 | JAKARTA, BK Lowongan bekerja di Korea Selatan (Korsel) terutama di sektor pertanian, konstruksi, dan pelayanan, seperti pelayan hotel, restoran dan lainnya, sebenarnya cukup banyak. Namun karena minimnya para pengajar bahasa Korea yang memiliki sertifikat Korea Language Proficiency Test (KLPT), Badan Nasional Penempatan dan Penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebagai lembaga resmi pemerintah yang punya kewenangan mengirimkan TKI secara G to G, tak mampu mengirimkan TKI sesuai dengan jumlah kuota yang telah ditetapkan.
"Tahun lalu misalnya, dari 41.000 lowongan kerja yang tersedia di Negeri Ginseng, yang bisa diterima hanya sekitar 6.540 TKI. Itu pun dengan nilai kemampuan bahasa Korea yang sudah diturunkan. Bahkan, dalam keadaan sangat terpaksa, TKI yang hanya punya kemampuan bahasa Korsel dengan nilai 80 terpaksa diberangkatkan juga. Padahal, minimal ia harus punya nilai bahasa Korea 180an," ungkap Direktur Pelayanan dan Penempatan BNP2TKI Wayan Mandi, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Wayan, selama ini kemampuan bahasa Korsel tak mampu dikembangkan di Indonesia. Karena selama ini banyak para pengajar bahasa Korsel yang mengajar di lembaga kursus, yang sering dipakai para TKI yang akan bekerja di Korsel, tak punya metoda pengajaran yang jelas dan terarah. Karena para pengajar lepas bahasa Korea itu memang tak memiliki sertifikat Korea Language Proficiency Test (KLPT). Untuk itu, lanjut Wayan, mulai saat ini BNP2TKI hanya akan memakai pengajar bahasa Korea yang sudah memiliki sertifikat KLPT, agar pengajaran bahasa Korsel standar KLPT ini bisa disebarkan ke berbagai daerah.
Direktur KLPT Kim, Young Ha mengakui, kemampuan bahasa Korsel para TKI yang bekerja di negerinya sangat rendah. Padahal kemampuan bahasa Korea itu sangat penting untuk bisa mengembangkan karir. "Dengan kemampuan bahasa serendah itu, para TKI itu sebenarnya bisa dikatakan belum siap untuk bekerja di Korsel. O did |
|