http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/03/1116075/gedung.sdn.harapan.rusak.parah Prasarana pendidikan Gedung SDN Harapan Rusak Parah Senin, 3 Agustus 2009 | 11:16 WIB Sukabumi, Kompas - Sebanyak 160 siswa SDN Harapan, Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, belajar di dalam ruang kelas yang rusak parah. Kondisi itu membuat kegiatan belajar-mengajar tidak berjalan optimal. Bahkan keselamatan pun terancam karena bangunan sewaktu-waktu bisa ambruk. Seperti disaksikan pada Sabtu (1/8), langit-langit ruang kelas jebol dan rangka atap hampir patah. Bagian dinding yang berupa paduan antara tembok dan anyaman bilah bambu juga sudah koyak. Pintu-pintu patah sehingga tidak bisa tertutup rapat. Sebagian siswa memilih masuk-keluar kelas melalui dinding yang berlubang daripada melalui pintu yang sulit dibuka dan ditutup. Kerusakan terjadi di semua ruang kelas SDN Harapan yang berjumlah tiga unit. Siswa kelas V SDN Harapan, Pandi (11), mengatakan, saat musim kemarau seperti sekarang, mereka sering terserang batuk karena banyak debu dari halaman masuk ke kelas. "Kalau musim hujan bocor semua. Jadi, tidak bisa belajar," kata Pandi. Guru kelas V SDN Harapan, Rahmat Tarmidi, mengungkapkan, sejak ia mengajar delapan tahun lalu, bangunan SD sudah mulai rusak. "Bangunan sekolah mulai rusak parah sejak lima tahun terakhir, tapi belum pernah mendapat dana perbaikan. Padahal, ada sekolah lain yang sudah mendapat dana perbaikan dua hingga tiga kali," kata Rahmat. SDN Harapan dibangun tahun 1975 melalui instruksi presiden. Ketika musim hujan, proses belajar-mengajar lebih sering terganggu. Pasalnya, setiap kali hujan, meja dan kursi basah karena atap dan langit-langit bocor. Jika hujan disertai angin, siswa langsung dikeluarkan dari kelas dan berteduh dengan berdesak-desakan di ruang guru yang sempit. Para guru khawatir siswa akan menjadi korban jika sewaktu-waktu bangunan roboh. Menurut guru kelas VI SDN Harapan, Dedi Kusnadi, sekolah sudah berulang kali mengajukan dana untuk perbaikan seadanya, tetapi belum pernah disetujui. "Informasinya, tahun 2009 ini akan ada renovasi menyeluruh. Semoga informasinya benar. Kasihan siswa kalau harus belajar dalam kondisi ruang kelas seperti itu," kata Dedi. Masalah lain adalah ruang kelas yang ada pun sempit. Satu ruang kelas digunakan oleh dua kelas sekaligus dengan cara disekat menggunakan anyaman bambu. Karena itu, satu meja bisa digunakan oleh tiga hingga empat siswa. Padahal, sebagian besar meja dan kursi itu sudah reyot. Pekan lalu, bangunan SDN Babakan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, yang dibangun tahun 1979, ambruk dan menimpa seorang siswa. Siswa itu terpaksa menjalani perawatan intensif di RSUD Syamsuddin Kota Sukabumi karena luka dan memar di wajah. (aha) |
03 August 2009
Prasarana pendidikan Gedung SDN Harapan Rusak Parah
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, August 03, 2009