-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

10 August 2009

Sopir Bemo Minta Angkutan Gelap Ditertibkan

http://www.republika.co.id/berita/68322/Sopir_Bemo_Minta_Angkutan_Gelap_Ditertibkan

Sopir Bemo Minta Angkutan Gelap Ditertibkan

By Republika Newsroom
Senin, 10 Agustus 2009 pukul 15:25:00
Font Size A A A
Email EMAIL
Print PRINT
Facebook
Bookmark and Share
SURABAYA -- Ratusan sopir dan awak bemo dari 15 trayek melakukan aksi unjukrasa di gedung DPRD Kota Surabaya. Mereka kembali menuntut agar Pemkot dan DPRD Surabaya melakukan penertiban kendaraan-kendaraan umum yang beroperasi di luar trayek di sekitar Jembatan Suramadu. Sebab munculnya angkutan gelap itu merugikan mereka.

Menurut Mat Lasum koordinator bemo trayek Ujung Baru-Kenjeran (UBK)  pada pertemuan wakil sopir bemo dengan anggota Komisi B DPRD Surabaya disepakati adanya pertemuan lanjutan mengundang Dinas Pehubungan Pemkot Surabaya, Dinas Perhubungan dan LLAJ Pemprop Jawa Timur, dan kepolisian hari ini.

Ditambahkan Mat Lasum, bus-bus AKDP tersebut seharusnya masuk Pulau Madura lewat jalur Feri, namun setelah dibukanya Jembatan Suramadu, angkutan umum ini lewat jembatan tersebut. "Meskipun ada komitmen untuk tidak ambil penumpang, kenyataannya tidak begitu di lapangan," tegas Mat Lasum Senin (10/8)

Hal ini diperparah dengan kehadiran kendaraan angkutan umum sejenis bison dari Madura yang masuk ke kampung-kampung sekitar Jembatan Suramadu sisi Surabaya. "Mereka ini berplat hitam dan kalau kita tegur, alasannya mengantar saudara. Padahal mereka ambil penumpang," ungkapnya lagi

Ratusan sopir ini meminta pemerintah menindak mereka karena beroperasi tanpa izin trayek. Jika tidak, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kekisruhan karena konflik yang dibiarkan oleh pemerintah. "Bisa-bisa para sopir nanti main hakim sendiri," kata dia.

Ditambahkan Ali Syarif koordinator lyn USB, akibat beroperasinya kendaraan-kendaraan yang beroperasi tanpa izin trayek itu para sopir bemo dari 15 trayek yang jumlah keseluruhannya lebih dari seribu orang semakin menyusut penghasilannya., bahkan menurun hingga 80 persen.

"Setoran kita antara Rp40 ribu sampai Rp70 ribu. Selama pembukaan Jembatan Suramadu, penghasilan kita hanya cukup untuk bayar setoran ke pemilik kendaraan. Kalau begini terus, kita bisa kelaparan," ujar Ali Syarif yang juga ikut dalam unjukrasa.  uki/ahi