http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/08/28/warga-terpaksa-makan-tiwulWarga Terpaksa Makan TiwulAgustus 28, 2009 - 8:43 SURABAYA(Pos Kota)-Puluhan Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Dusun Krampyang, Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri Jawa Timur terpaksa makan tiwul (makanan dari gaplek atau ketela kering yang diselep, lalu dimasak), sebagai menu sehari-hari. Kondisi itu diperparah karena mereka tidak dapat bantuan Program Raskin (beras miskin, red) . Suami-istri Lamidi,50 dengan Sinem,45, keluarga yang mendiami lokasi Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan (LMDH) bersama 200 KK lain kepada menuturkan, tiwul mereka nikmati setiap hari. Sesekali, ungkap Lamidi, mereka menikmati nasi putih. Itupun dicampur dengan tiwul. "Sejak awal kami di sini, tidak pernah mendapat raskin, padahal daerah lain mendapat," tanya Lamidi, bapak enam anak yang mengaku berpenghasilan Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu per hari, dari buruh mencangkul,Jumat(28/8). Hal serupa dialami oleh keluarga Darwati,35, tetangga Lamidi. Ibu dua anak itu menganggap, menu tiwul bukan hal yang asing bagi mereka. Selain mudah diperoleh, harganyapun terjangkau mereka. "Harga beras 1 kilogramnya Rp 5.500,- sampai Rp 6.000,-, sedangkan gaplek hanya Rp 900,-/kilogramnya," kata Darwati. Kepala Bagian Hubungan Msyarakat (Humas) Pemerintah Kabupaten Kediri Eko Setiyono membenarkan bantuan raskin kepada masyarakat di Dusun Krampyang tidak sampai. "Ternyata bantuan itu belum diberikan kepada mereka, oleh karena itu kita perintahkan untuk segera memberikan," tegas Eko Setiyono. Dijelaskanya,seharunya raskin yang bertujuan untuk membantu masyarakat miskin diberikan tepat waktu yaitu, pada 10 Agustus 2009 lalu. Besaran beras untuk Rumah Tangga Miskin (RTS) itu adalah 15 kilogram/KK.(nurqomar/B) |
28 August 2009
Warga Terpaksa Makan Tiwul
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Friday, August 28, 2009