-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

01 September 2009

Jumlah Pedagang Asongan Semakin Banyak

http://koran.kompas.com/read/xml/2009/09/01/04472655/jumlah.pedagang.asongan.semakin.banyak

Jumlah Pedagang Asongan Semakin Banyak

Selasa, 1 September 2009 | 04:47 WIB

Pekalongan, Kompas - Menjelang Lebaran, jumlah pedagang asongan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, makin bertambah. Sebagian dari mereka menjual dagangan sendiri, sebagian lain menjualkan barang orang lain.

Ketua Paguyuban Pedagang Asongan Batik (PPAB) Kota Pekalongan M Ekhyak Ulumudin seusai penyerahan bantuan dari Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian Sosial Jakarta di Balai Desa Kramat Sari, Kecamatan Pekalongan Barat, Senin (31/8), mengatakan, jumlah pedagang asongan yang tergabung dalam paguyuban sebanyak 299 orang.

Pada hari biasa, hanya 175 orang yang berjualan. Mereka menjual batik, pisang rebus, nasi bungkus, kacang rebus, kopi panas, dan mi instan di stasiun.

Memasuki bulan puasa, jumlah pedagang yang aktif bertambah menjadi sekitar 200 orang per hari. Biasanya, tujuh hari sebelum Lebaran hingga 15 hari setelah Lebaran, jumlah pedagang asongan akan semakin banyak. "Jumlahnya bisa mencapai 350 orang," katanya.

Menurut Ekhyak, keberadaan pedagang asongan masih sering dianggap jelek. Penyebabnya, beberapa pelaku kriminal, seperti pencopet, berpura-pura menjadi pedagang asongan.

Oleh karena itu, PPAB Kota Pekalongan membuat seragam untuk anggotanya dilengkapi nama dan nomor urut anggota. Seragam diperoleh dari iuran anggota sebesar Rp 500 per hari.

PPAB Kota Pekalongan juga membentuk koperasi untuk membantu permodalan anggota. Koperasi didirikan enam bulan lalu dengan modal awal Rp 2,25 juta yang berasal dari kas PPAB dan bantuan lembaga lain. Modal diberikan secara bergilir. Saat ini, anggota yang mendapatkan bantuan 35 orang, masing-masing sebesar Rp 150.000.

Budi Satria (35), anggota PPAB, mengatakan, jumlah pedagang asongan terus bertambah. "Awalnya cuma 100 orang, kemudian bertambah menjadi 200 orang, sekarang sekitar 300 orang," katanya.

Menurut dia, penambahan tersebut sebagai dampak pemutusan hubungan kerja oleh sejumlah perusahaan di Pekalongan. Mantan karyawan yang tak memiliki pekerjaan akhirnya memilih berjualan asongan. Budi yang berjualan di Stasiun Pekalongan mengaku bisa mendapat penghasilan sekitar Rp 150.000 per hari. (WIE)