http://www.detiknews.com/read/2009/09/21/135303/1207564/10/ketika-balita-terpaksa-antre-sembako- Senin, 21/09/2009 13:53 WIB Ketika Balita Terpaksa Antre Sembako Aprizal Rahmatullah - detikNews Foto TerkaitNina adalah salah satu dari puluhan bayi dan balita yang terpaksa diangkut petugas. Mereka terjebak di antara kerumunan massa yang sedang mengantre paket lebaran yang disediakan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Awalnya, mereka dibawa dan digendong sang Ibu saat berdesakan masuk di depan pintu gerbang Balaikota. Khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas langsung berinisiatif mengangkut bocah-bocah tersebut ke halaman balai kota. "Ayo Ibu sini anaknya...anaknya...itu!" teriak salah seorang petugas Satpol, Senin, (21/9/2009). Nina dan belasan bocah lainnya akhirnya berhasil diangkut petugas masuk ke dalam. Beruntungnya tidak ada satu pun bayi yang luka maupun pingsan akibat antrean tersebut. Setelah masuk, bocah-bocah cilik ini diamankan dalam satu tempat, agar tidak hilang. Karena mereka terus menangis, Satpol PP yang sedang bertugas pun mendadak jadi pengasuh anak. Ribuan warga rela mengantre dan berdesak-desakan demi Rp 40 ribu dan paket sembako yang disediakan Gubernur DKI. Sebanyak 6000 paket telah disediakan dalam rangka hari Lebaran. Aksi ini juga diwarnai ricuh akibat massa saling dorong saat merangsek masuk ke dalam Balaikota. Belasan orang pingsan dan dua diantaranya dilarikan ke rumah sakit. Menurut Kepala Bagian Humas Pemprov DKI Jakarta Oyong Hanna Abidin, mestinya insiden ricuh ini tidak terjadi bila masyarakat tertib dalam mengantre. "Kalau masyarakat sabar pasti tidak seperti ini," ujar Oyong. Setelah menunggu cukup lama, Nina dan teman-temannya akhirnya berhenti menangis. Mereka akhirnya kembali dipertemukan dengan orang tua mereka. "Daripada ditinggal di rumah Mas, mending saya bawa saja," ucap sang Ibu saat ditanya mengapa anaknya dibawa mengantre. (ape/mad) |
29 September 2009
Ketika Balita Terpaksa Antre Sembako
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Tuesday, September 29, 2009