JAKARTA, BK Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Senen, Jakarta Pusat menggelar operasi simpatik, Selasa (1/9). Salah satunya di Pasar Senen. Kegiatan yang berlangsung pukul 07.00-09.30 melibatkan 150 personel Satpol PP, Linmas, Banpol, Sudin Perhubungan, Polisi, dan TNI. Namun baru berupa peringatan agar pelanggar tak mengulangi perbuatannya.
Walau demikian, aktivitas tersebut membuat pelanggar peraturan pusing tujuh keliling, karena tak dibiarkan bertindak semaunya berusaha dengan alasan supaya bisa merayakan Idul Fitri. "Payah deh, masa ditertibin terus. Kita nggak boleh Lebaran apa?" kata Sunarto, tukang tas di depan proyek Senen.
Walau menggerutu pelanggar tetap patuh. Pedagang mengangkat dagangannya lalu pindah ke dalam pasar dan tukang parkir pun pergi. Ketika pemilik kendaraan datang petugas meminta tak parkir di badan jalan, kalau melanggar kendaraannya akan di gembok.
Sementara sopir-sopir bus yang tengah ngetem di depan pintu masuk dan keluar terminal serta depan Bioskop Grand menggerutu karena kendaraannya digedor-gedor saat menaikkan penumpang. "Kita lagi cari setoran, Pak. Sabar dikit dong," katanya.
Camat Senen Hidayatullah yang memimpin operasi mengatakan, walau tengah memburu uang untuk berlebaran, peraturan jangan dilanggar karena bisa mengganggu ketertiban, keindahan, dan kenyamanan warga. "Boleh saja cari uang, kita nggak larang kok, tapi peraturan tetap harus ditegakkan," katanya.
Pekan depan jajarannya akan melakukan operasi untuk menindak pedagang yang bandel. Lapaknya akan diangkut, bus yang bandel akan ditilang, dan mobil yang parkir sembarangan akan digembok.
Dikatakan, Pasar Senen adalah satu sentra bisnis sehingga jajarannya harus rajin menegakkan peraturan. "Kalau kita kendor sedikit saja, habislah kita. Karena itu saya tak henti-henti mengimbau anggota saya agar terus menjaga ketertiban dan keindahan wilayah," ungkapnya. O amh |