-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

14 September 2009

Paus Ajak Umat Islam untuk Bersama Atasi Kemiskinan

http://www.pos-kupang.com/getrss/viewrss.php?id=35284

Sunday, 13-09-2009 
Paus Ajak Umat Islam untuk Bersama Atasi Kemiskinan

VATIKAN, POS KUPANG.Com -- Paus Benediktus XVI mengajak umat Islam di dunia untuk bersama-sama umat Kristiani mengatasi kemiskinan. Ajakan pemimpin Tahta Suci Vatikan itu disampaikan dalam pesannya kepada umat Islam dan Kristiani dalam bulan Ramadhan, saat ini.
 

"Ketika Anda sekalian mengakhiri bulan suci Ramadhan nanti, kami ingin menyampaikan kepada Anda sekalian ucapan selamat kami, disertai dengan harapan akan kedamaian dan kebahagiaan bagi Anda sekalian. Melalui ucapan selamat ini pula kami ingin menyampaikan usulan tema yang kiranya dapat menjadi bahan permenungan kita bersama: umat Kristiani dan umat Islam: Bersama Mengentaskan Kemiskinan," demikian pesan Sri Paus yang disiarkan Vatikan, Jumat 11 September 2009.

Pesan tersebut disebarkan oleh Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-Umat Beragama.

Ditegaskan bahwa masalah kemiskinan adalah topik, yang dalam pelbagai iman kepercayaan, justru berada di jantung perintah-perintah agama yang dijunjung tinggi. "Perhatian, belarasa dan bantuan yang kita semua, sebagai sesama saudara dan saudari dalam kemanusiaan, dapat memberikan kepada mereka yang miskin untuk membantu mereka mendapatkan tempat mereka yang sebenarnya di dalam tatanan masyarakat yang ada, adalah sebuah bukti yang hidup dari cinta kasih Allah yang Mahatinggi. Sebab justru itulah yang menjadi kehendak-Nya, bahwa kita dipanggil-Nya untuk mengasihi dan membantu mereka sebagai sesama manusia," demikian Sri Paus.

Kemiskinan, demikian Paus, memiliki kekuatan untuk merendahkan martabat manusia dan menyebabkan penderitaan yang tak -tertanggungkan. Tidak jarang hal itu menjadi penyebab keterasingan, kemarahan, bahkan kebencian dan hasrat membalas dendam. Kondisi ini dapat memancing permusuhan dengan mempergunakan segala cara, bahkan pembenaran diri melalui landasan-landasan keagamaan, dengan merampas milik dan kedamaian orang lain atas nama apa yang dianggapnya sebagai "keadilan ilahi".

" Itulah sebabnya, mengapa apabila kita memperhadapkan gejala-gejala ekstremisme dan kekerasan, tidak boleh tidak kita harus mengikutsertakan juga perihal penanganan kemiskinan dengan memajukan pengembangan manusia seutuhnya," kata Sri Paus.

Dalam pidatonya pada Hari Perdamaian Sedunia, 1 Januari 2009, Paus membedak an dua macam kemiskinan: yakni kemiskinan yang harus diperangi dan kemiskinan yang harus dirangkul. Kemiskinan yang harus diperangi misalnya kelaparan, tid ak adanya air bersih, pelayanan kesehatan yang sangat terbatas, rumah yang kurang memadai dan lain-lain.

Sedangkan kemiskinan yang harus dirangkul adalah gaya hidup sederhana dan mendasar, yang menghindarkan pemborosan dan menghormati lingkungan serta kebaikan ciptaan. Kemiskinan ini dapat juga, sekurang-kurangnya pada saat-saat tertentu dalam satu tahun, mengambil bentuk berupa laku matiraga dan puasa. Ini adalah kemiskinan yang menjadi pilihan sadar manusia dan yang memungkinkan manusia untuk melewati batas diri sendiri dan memperluas wawasan hatinya.

"Sebagai orang beriman, kerinduan untuk menjalin kerja-sama untuk mencari cara yang tepat dan dapat bertahan lama untuk memecahkan masalah pengentasan kemiskinan, tentu juga harus disertai dengan refleksi terhadap masalah-masalah berat jaman kita sekarang ini dan, apabila mungkin, juga dengan saling berbagi keprihatinan yang sama untuk mencabut sampai ke akar-akarnya permasalahan itu," tandasnya. (*/amy) 

(Sipri Seko)