http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/01/15483391/Publik.Terganggu.PKL.Suramadu Jajak Pendapat Publik Terganggu PKL Suramadu Selasa, 1 September 2009 | 15:48 WIB Keberadaan Jembatan Suramadu tidak hanya mempermudah akses transportasi Pulau Jawa-Madura. Jembatan yang melintasi Selat Madura tersebut memicu munculnya pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan makanan dan minuman serta suvenir khas Madura akan dijumpai di depan pintu tol wilayah Madura, berjajar sepanjang jalan menuju Bangkalan. Keberadaan PKL yang memenuhi sisi jalan tersebut dirasa cukup menganggu para pengguna jalan. Pendapat tersebut terungkap dalam jajak pendapat Kompas pertengahan Agustus lalu. Separuh lebih responden (56 persen) menyatakan terganggu dengan munculnya PKL dan pedagang asongan. Agaknya responden yang merasa terganggu mengkhawatirkan kehadiran PKL akan mengakibatkan lingkungan di sekitar jembatan menjadi kumuh dan kotor. Sebaliknya sebanyak 37 persen responden yang merasa tidak terganggu oleh PKL merupakan responden yang sering memanfaatkan jasa PKL untuk membeli makanan dan minuman. Meski merasa terganggu, mayoritas (50,8 persen) responden menginginkan keberadaan PKL perlu dipertahankan. Fenomena munculnya PKL di sekitar Jembatan Suramadu merupakan indikator ekonomi masyarakat Madura di sekitar jembatan mulai bergeliat. Jika PKL tetap dipertahankan, sebanyak 64,1 persen responden menyatakan perlu pembangunan tempat penampungan khusus PKL. Rencana penataan PKL tersebut baru akan terwujud tahun 2010 dengan pembangunan rest area oleh pemerintah dan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu. (M Puteri Rosalina/Litbang Kompas) |
02 September 2009
Publik Terganggu PKL Suramadu
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Wednesday, September 02, 2009