-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

10 September 2009

WARGA MISKIN 5.000 Orang Berebut Kebutuhan Pokok

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/08/04220530/5.000.orang..berebut..kebutuhan.pokok

WARGA MISKIN
5.000 Orang Berebut Kebutuhan Pokok

Selasa, 8 September 2009 | 04:22 WIB

MADIUN, KOMPAS - Sebanyak 5.000 warga miskin di Kota Madiun, Jawa Timur, mendatangi tempat ibadah Tri Dharma Hwie Ing Kiong di Jalan Cokroaminoto, Senin (7/9). Mereka datang untuk memperoleh beras dan mi instan yang dibagikan secara cuma-cuma.

Saat pembagian, sebagian warga berdesak-desakan dan saling dorong. Akibatnya, Sri Rejeki (16), salah satu pengantre, terjatuh dan pingsan. Warga Jalan Mangga itu segera diselamatkan petugas pengamanan untuk mendapat pengobatan.

Pembagian beras dan mi instan itu merupakan bagian dari acara sembahyang rebutan (ulambana) yang digelar TITD Hwie Ing Kiong setahun sekali pada bulan tujuh perhitungan candra sangkala/Imlek.

Menurut Ketua Panitia Sembahyang Rebutan Tatang Setiyawan, sembahyang itu bertujuan mendoakan anggota keluarga yang sudah meninggal.

Jumlah paket ditambah

Tahun lalu TITD Hwie Ing Kiong membagikan 4.000 paket sembako.. Adapun tahun ini TITD membagikan 5.000 paket sembako. Setiap paket sembako terdiri dari tiga kilogram beras dan tiga bungkus mi instan.

"Penambahan dilakukan karena tahun lalu banyak warga miskin yang datang ke TITD, tetapi tidak kebagian paket," kata Tatang.

Ribuan warga miskin telah datang ke TITD sejak pukul 08.00. Kebanyakan di antara mereka adalah kaum perempuan. Tidak sedikit yang membawa anaknya yang masih berusia di bawah lima tahun.

Meski kemarin cuaca di Madiun sangat panas, mereka setia menanti sampai paket kebutuhan pokok dibagikan. Pembagian baru dilakukan sekitar pukul 11.00 dan selesai satu jam kemudian.

Pembagian paket kebutuhan pokok ini dijaga oleh petugas Kepolisian Resor Kota Madiun. Sebanyak 276 petugas kepolisian diturunkan untuk membantu pihak TITD dalam membagikan paket kebutuhan pokok.

Selain itu, ada petugas TNI Angkatan Darat dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Madiun sehingga jumlah petugas yang menjaga 400 orang.

Jumlah petugas pengamanan sengaja diperbanyak untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat warga yang mengantre berdesak-desakan, seperti kasus pembagian zakat yang terjadi di Pasuruan, menjelang Lebaran tahun lalu. (APA)