http://www.antarasumut.com/editorial/bedah-rumah-untuk-keluarga-miskin-di-langkat/Bedah Rumah Untuk Keluarga Miskin di Langkat27/10/2009 16:36 WIB oleh Ramothu SD. Medan, 27/10 (www.antarasumut.com).- Perhatian Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu pada warganya yang hidup di bawah garis kemiskinan benar-benar serius. Untuk mengangkat harkat dan marwah mereka dari keterpurukan yang kronis, bupati melontarkan suatu program yang dikenal dengan "bedah rumah". Melalui program ini, Pemkab Langat akan membantu warganya yang tidak mampu, membangun rumah yang layak huni. Rumah merupakan idaman bagi setiap warga, untuk tempat berteduh bagi keluarganya dari terik matahari atau hujan. Namun keluarga-keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, dengan mata pencaharian yang tidak menentu, untuk memiliki rumah hanya sebuah angan-angan. Rumah yang selama ini mereka huni, tidak lebih dari sebuah gubuk buruk yang kupak-kapik dinding dan atapnya. Masyarakat miskin di Kabupaten Langkat boleh bergembira, karena bupati menaruh perhatian yang besar terhadap nasib mereka. Mereka harus sabar menunggu, karena proyek kemanusiaan itu, cepat atau lambat dipercaya akan menyentuh mereka. Langkah awal sudah dimulai di Desa Sumber Mulio, Kecamatan Wampu. Peletakan batu pertama program "bedah rumah" dimulai dari desa ini dan diharapkan akan diikuti desa-desa lainnya dalam wilayah kecamatan tersebut. Camat setempat, Elvi Handayani, S.Sos mengungkapkan rasa kegembiraannya, karena program ini memprioritaskan keluarga miskin untuk memiliki rumah yang layak huni. Ia mengingatkan warga untuk tetap mengembangkan sifat gotong royong, karena cukup banyak pekerjaan yang dengan cepat dapat diselesaikan melalui gotong royong. Demikian juga dalam pelaksanaan program "bedah rumah", yang akan mendongkrak keluarga kurang mampu menjadi keluarga yang sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat dan nyaman, dengan memiliki tempat berteduh yang layak huni. Kepala Desa Sumber Mulio, Tino tak kalah bijaknya dibandingkan dengan camat, atasannya. Ia merasa prihatin melihat kondisi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Setelah memuji bupati karena mencanangkan program yang langsung dirasakan masyarakat papan bawah ini, kades mengharapkan uluran tangan donatur untuk membantu menyukseskan program Bupati Langkat ini. Masyarakat pedesaan sampai detik ini cukup banyak yang miskin, karena tingkat penghasilannya yang pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain bekerja serabutan, jenis pekerjaan juga tergantung pada musim. Pada musim menanam padi di sawah, warga miskin bekerja menanam padi dengan upah sekitar Rp 20 ribu/rante lahan. Banyak di antara mereka yang merantau ke provinsi lain untuk bekerja pada proyek-proyek pembangunan, perumahan, perkebunan dan sebagainya. Di kampungnya sendiri mereka hidup dengan diselimuti kemiskinan yang kronis, karena tidak memiliki lahan untuk tanaman pangan, palawija apalagi untuk ladang sawit. Walau pun pemilu berulang kali dilakukan, dan kabinet silih berganti, akan tetapi nasib mereka seperti tidak berubah. Mereka bermukim di kawasan yang terselip, yang terlindung dari pandangan mata orang-orang yang melintas. Bantuan untuk orang-orang miskin, kadang kala tidak mencapai sasaran, karena banyak birokrat yang piawai berjumpalitan membelokkan bantuan tersebut. Setelah "bedah rumah", bupati idealnya memberikan informasi yang langsung dimengerti rakyat miskin tentang pengembangan usaha, yang diharapkan dapat merobah nasib mereka. Informasi itu menyangkut cara memperoleh kredit bank, usaha yang berkaitan dengan sektor pertanian seperti cendawan merang padi, kolam ikan lele dumbo, pembuatan pupuk kompos dan koperasi untuk usaha sejenis guna kemudahan pemasaran. Melalui program yang sederhana, tepat guna dan mudah dimengerti warga papan bawah, diharapkan mampu mendongkrak nasib mereka menjadi lebih baik dibandingkan sebelum adanya program "bedah rumah". (RO1MOS).- |
28 October 2009
Bedah Rumah Untuk Keluarga Miskin di Langkat
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Wednesday, October 28, 2009