-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

26 October 2009

Kisah Regita dengan Gizi Buruk & Kelainan Jantung

http://news.okezone.com/read/2009/10/19/340/267204/kisah-regita-dengan-gizi-buruk-kelainan-jantung

Kisah Regita dengan Gizi Buruk & Kelainan Jantung

Selasa, 20 Oktober 2009 - 05:01 wib
Thomas Joko - Okezone
Foto: Thomas Joko (okezone)

SEMARANG - Seorang balita terbujur di atas dipan bambu tanpa kasur. Tergolek lemah, namun matanya masih liar melihat orang-orang disekitarnya, termasuk okezone. Sesekali rengekan lemah meluncur dari mulutnya. Namun hanya sebatas itu.

Itulah Regita, balita kelahiran Semarang 12 Juni 2008 tersebut seharusnya sudah mulai berjalan. Namun, hingga kini untuk duduk pun dia belum mampu. Otot-otot dan tulangnya tak cukup kuat untuk melakukannya.

Sulistiowati, ibu Regita mengatakan, putrinya tersebut pada saat lahir seperti bayi normal lainnya. Kala itu, bobot Regita tergolong normal yakni 2,3 kilogram.

Tapi saat umurnya enam bulan, pertumbuhannya menjadi sangat lambat. Regita juga menjadi sering sakit. Awalnya kami mengira hanya sakit biasa. "Namun, Posyandu menyimpulkan kalau anak saya ini menderita kekurangan gizi buruk," lirih Sulistiowati saat ditemui di rumahnya di Bangetayu Kulon, Semarang.

Karena kondisinya semakin memburuk, akhirnya Sulistiowati membawa Regita ke RSUD dr Kariadi Semarang. Di rumah sakit itu, Regita hanya sempat dirawat satu minggu. Sulistiowati mengaku tak mampu membiayai ongkos perawatan di rumah sakit.

Pekerjaan Rudi Satria, ayah Regita, sebagai tukang tambal ban tak cukup menghasilkan uang bagi perawatan. Akhirnya Regita kembali ke rumah dan menjalani perawatan dengan ala kadarnya.

Orangtua tambah kaget setelah mengetahui Regita juga mengalami kelainan jantung. "Dokter berkata kelainan itu disebabkan makanan yang saya santap saat mengandung Regita. Jika mau sembuh, Regita harus dioperasi ke Jakarta dan biayanya sangat mahal," ujar Sulistiowati.

Pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang, menurutnya, sudah membantu untuk pemulihan Regita namun hanya berupa susu dan bubur instan. Dinkes memberikan bantuan itu sejak tiga bulan lalu

Kini, berat tubuh Regita hanya 5,5 kilogram. Anak sulung Sulistiowati yang bernama Yoga Satria Pratama (3,5) tak mengalami kelainan seperti adiknya. Sulistiowati mengaku tak melakukan perbuatan macam-macam selama masa kehamilan.

"Kalau dia banyak gerak atau menangis maka tubuhnya langsung berwarna biru dan nafasnya tak teratur. Kami berharap ada dermawan yang membantu biaya perawatan anak saya," pungkasnya.  (teb)