-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

02 October 2009

Pasien Miskin Kabur Dari RSUP Usai Melahirkan

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/10/01/37339

01 Oktober 2009 | 22:18 wib | Daerah

Sudah unjukkan Jamkesmas Namun Ditolak RS

Pasien Miskin Kabur Dari RSUP Usai Melahirkan

Klaten, CyberNews. Pasien miskin pemegang kartu Jamkesmas, Sri Wahyuni (29) warga Dusun/Desa Ceper, Kecamatan Ceper nekat kabur dari RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro karena hendak dipungut biaya. Sebab tidak memiliki uang Rp 1,7 juta ibu muda itu pulang meninggalkan anaknya yang baru dilahirkan.

Sri menceritakan saat masuk ke RS dalam kondisi hamil pada hari Sabtu (26/9) pukul 08.00 dia menunjukkan kartu jaminan dari pemerintah itu. Namun oleh petugas di RSUP dia dipersoalkan karena dalam KTP dan kartu keluarga (KK) dikatakan ada kekeliruan soal statusnya cerai.

Saat ditanya petugas malah mencari-cari kesalahan lainnya. Persoalan nikahnya dengan suami kedua yang masih menikah siri dijadikan alasan meski di kartu Jamkesmas jelas-jelas mencantumkan namanya. Bahkan dia diminta mencari surat dan akta nikah dari desa. Jika tidak dapat diminta membayar biaya sebesar Rp 1,7 juta. Oleh petugas yang bersangkutan dia tetap diminta membayar Rp 1,7 juta daripada prosesnya nanti sulit.

Setelah melahirkan bayi perempuan seberat 3,2 kg dia kebingungan hendak membayar karena Sri tidak punya uang. Rabu (30/9) pukul 11.00 dia memutuskan kabur dari RS karena terus dikejar-kejar untuk membayar. Bayi ditinggalkan di RS dan dia kembali ke rumah melapor ke desa. Sri mengatakan, saat kartu Jamkesmas dibuat dirinya sudah berstatus janda sehingga namanya tertera di KK dan kartu Jamkesmas sebagai janda.

Dengan begitu, kata dia, mestinya RSUP tidak bisa mempersoalkan nikahnya. Sebab kartu jaminan itu diatasnamakan dirinya bukan suaminya sehingga apapun mestinya dia dilayani ketentuan pemerintah.

Jenguk
Kamis tadi (1/10) pukul 11.00 dengan diantar Kades Ceper, Ari Suparyanto, Sri Wahyuni datang ke RSUP untuk menjenguk bayinya. Namun sial, oleh petugas bangsal dia tetap tidak diperkenankan menyentuh anaknya. Petugas memintanya untuk mencari izin ke direksi.

Meski ngotot, ibu dua anak itu dengan tertatih berjalan menuju ruang direksi. Namun sampai siang tidak ada keputusan RSUP.   

Kades Ceper, Ari Suparyanto mengungkapkan dalam kartu jelas by namenya adalah Sri Wahyuni sehingga akan sangat aneh jika diharuskan menyertakan surat nikah. "Kartu itu resmi dan masih berlaku, syarat lain sudah lengkap tetapi diminta surat nikahnya," katanya.

Sebagai kades dia tidak berani karena nikahnya masih siri dan bukan kewenangan desa memberikan keterangan nikah warga. Tindakan Sri kabur dari RSUP menurutnya wajar sebab warganya tersebut panik tidak memiliki uang. Kades melanjutkan, tidak semestinya proses warga miskin dipersulit karena dalam UU sudah jelas aturannya. Apalagi, dengan kartu Jamkesmas sudah sangat kuat untuk mendapatkan hak.  

Kabid Pelayanan Medik RSUP, Joko Windoyo yang ditemui tidak mau berkomentar. "Kepada pak Bambang saja selaku direktur," katanya. Namun, Direktur Medik dan Perawatan, RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro dokter Bambang Purwoatmodjo saat ditemui tidak bisa karena sedang rapat internal mendadak.

( Achmad Hussein / CN13 )