Senin, 08 Januari 2007
Sekitar 500 Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Solo, Senin (8/1), turun ke jalan memprotes penggusuran PKL yang gencar dilakukan Pemkot setempat. Mereka menilai Pemkot berbuat semena-mena karena menghilangkan mata pencaharian mereka.
Ratusan PKL tersebut long march dari Taman Sriwedari menuju Bunderan Gladag di kawasan Pasar Kliwon. Di sepanjang jalan mereka berganti melakukan orasi menyuarakan tuntutan mereka.
Sesampai di Bunderan Gladah para PKL bergantian melakukan orasi. Mereka juga meneruskan aksinya di Balaikota Solo dengan dikawal puluhan petugas dari Poltabes Solo.
Sejumlah poster dan spanduk dibawa para pengunjuk rasa diantaranya berbunyi 'Stop penggusuran PKL', 'Kami Bukan Penyakit', 'PKL dan keluarganya juga butuh makan' dan sebagainya. Aksi para PKL ini juga diikuti anggota keluarga mereka. Tampak ibu-ibu dan anak-anak juga turun ke jalan mengikuti aksi.
"Pemerintah jangan hanya berorientasi menertibkan jalanan saja tapi juga harus menyelami bagaimana kebutuhan hidup kami dan keluarga. Harus ada solusi jangan asal menggusur," ungkap Joko Suryadi, Koordinator Aksi.
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Komunikasi (Forkom) PKL Solo itu menyebut, penggusuran PKL dari jalan-jalan utama di Kota Solo hanyalah proyek untuk orang-orang berduit. "Apakah kota budaya hanya dilihat dari ketertiban di pinggir jalan. Kota Solo ini akhirnya hanya boleh ditempati oleh orang-orang berduit saja," teriak salah seorang pendemo dalam orasinya.
Dalam pernyataan sikapnya, mereka menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Pemkot Solo diantaranya stop penggusuran PKL, membuka lapangan kerja seluas-luasnya agar masyarakat miskin tidak jadi PKL, mengikutsertakan paguyuban PKL untuk menata kota dan sejumlah tuntutan lainnya.
Seperti diketahui, akhir-akhir ini Pemkot Solo gencar melakukan penertiban terhadap para PKL yang berjualan di sepanjang jalan-jalan utama di kota tersebut. Setelah berhasil memindahkan PKL di kawasan Monumen Banjarsari, Pemkot Solo juga melarang PKL di Jalan Urip Sumoharjo, Jalan jenderal Sudirman dan Jalan Adi Sucipto dan kini giliran Jalan Slamet Sriyadi.
Dalam beberapa hari terakhir ini, Satpol PP 'menduduki' Jalan Urip Sumoharjo untuk melarang PKL berdagang di kawasan itu. Selain itu, Satpol PP juga melarang PKL berjualan di Jalan Slamet Riyadi. Bukan hanya PKL yang terkena penertiban melainkan juga pengemis, gelandangan dan pengamen.
Di Balaikota, para PKL diterima Kepala Satpol PP Subagyo dan Kepala Pengelolaan PKL Bambang Santoso. Keduanya menyatakan, apa yang dilakukan Pemkot bukan bentuk penggusuran karena Pemkot juga memberikan alternatif tempat yakni pemusatan PKL di Manahan. ''Kami sudah membuatkan sentra PKL yakni di shelter Manahan,'' kata Bambang.
Anas Syahirul