29 Mei 2007
BATAM (BP) - Sebanyak 15 orang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang dideportasi dari Malaysia April lalu, hingga kini belum dipulangkan. Mereka ditampung di Shelter Kantor Pemberdayaan Perempuan (KPP), Sekupang.
Salah seorang mantan TKW, Betty (23) mengaku, pasrah menunggu kepastian waktu pemulangan mereka ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia sudah lama menunggu informasi dari Pemko Batam soal jadwal pemulangan, tetapi tidak kunjung terealisasi. ”Katanya hari Rabu. Tapi Rabu kemarin (23/5) juga dijanjikan, tidak jadi,” ujarnya, Ahad (27/5) kemarin.
Betty berharap agar pemulangan mereka bisa secepatnya dilakukan. Alasannya, mereka sudah bosan di penampungan. Apalagi keluarga pun tidak ada di Batam. ”Kalau di kampung kan sudah bisa bertemu keluarga,” ujarnya. Pengakuan yang sama juga disampaikan Fitri (22), asal Aceh. Ia juga mengalami hal sama dengan Betty. ”Tiap hari di rumah, terus tak ada yang bisa dikerjakan,” tukasnya.
Fitri mengaku sempat bertahan 10 bulan di Malaysia sebagai perawat jompo. Tapi karena gaji tak dibayar, ia meminta pulang. Untung, majikannya baik dan dibiarkan pulang. Tapi gaji yang dibayar hanya separoh dan tidak mau menguruskan paspor. Sedangkan Betty hanya bertahan lima bulan. Ia mempunyai pengalaman tragis, seperti yang terjadi kepada beberapa TKI lain. Ia dipukul dan disiksa. Bahkan gajinya tak dibayar. Betty melapor ke polisi dan mendapatkan sebagian gajinya.
Para TKW yang dideportasi yang ditampung di Shelter KPP, Sekupang berjumlah 15 orang. Ada yang dari Aceh, Jawa dan berbagai tempat lainnya. Selama tahun 2007, ada empat kali TKI dipulangkan Pemko Batam. (dea)