29 Mei 2007
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran pemerintahannya untuk memberikan perhatian dan pelayanan serius kepada para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri karena walau bagaimanapun mereka adalah bagian dari solusi yang mendatangkan devisa bagi negara.
"Saya sering mengingatkan para Duta Besar kita, berikan perhatian yang sangat serius pada masalah tenaga kerja kita. Mereka adalah bagian dari solusi, pahlawan devisa, wajib hukumnya bagi kita untuk memberikan perlindungan dan pelayanan bagi saudara-saudara kita itu," kata Presiden ketika meninjau kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa.
Oleh karena itu, Presiden meminta semua jajaran pemerintahannya di Imigrasi (Depkumham) dan Deplu agar bekerja sebaik-baiknya dalam memberikan pelayanan.
"Saya tidak senang jika ada petugas yang seharusnya melayani mereka malah ada yang main-main mencari imbalan. Tetapi Alhamdulillah, semua itu sudah dihentikan dan jangan terulang lagi, bukan hanya disini (Malaysia) tapi juga di negara lain," katanya.
Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri itu mengatakan, dirinya sangat menaruh perhatian besar terhadap masalah tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Hal itu ditunjukkan ketika baru tiga bulan menjadi Presiden, dirinya datang ke Tanjung Pinang dan Dumai, Riau dan Nunukan, Kaltim untuk menyambut para TKI yang dipulangkan dari Malaysia.
"Saya sambut mereka, berdialog, dan saya terharu karena mereka masih ingin bekerja tetapi karena masalah paspor, izin tinggal dan lain-lain, mereka terpaksa dipulangkan,"katanya.
Presiden juga menambahkan kehadiran tenaga kerja asing di sebuah negara tidak bisa terelakkan dalam kerja sama global sekarang ini.
"Karena itu, kita tidak perlu merasa kecil hati kalau TKI banyak yang bekerja di Malaysia, karena itu terjadi di seluruh dunia. Bukan hanya orang di negara berkembang saja yang bekerja di negara maju, tetapi sebaliknya orang yang bekerja di negara maju juga banyak yang bekerja di negara berkembang," kata Kepala Negara.
Sementara itu, dalam pemaparan pada peninjauan Presiden kie KBRI tersebut, Wakil Dubes KBRI untuk Malaysia, AM Fachir mengungkapkan sejumlah permasalahan yang dihadapi KBRI dalam melayani warga negara Indonesia di Malaysia.
Fachir mengatakan, pada tahun 2007 setiap harinya KBRI menerima lebih dari 2.000 WNI untuk mengurus berbagai keperluan imigrasi dengan jumlah petugas hanya sekitar 15 orang yang dibantu sejumlah relawan.
"Kita menganggap jumlah petugas yang memadai itu sekitar 60 orang untuk melayani pemrosesan paspor dari sekitar 2.000 orang per hari, belum termasuk petugas satpam," katanya.(*)