21 Juni 2007
KARAWANG (Pos Kota) - Petani di Karawang sekarang ini menjerit akibat harga gabah kering punut (GKP) terus merosot. Minggu lalu harga GKP masih berkisar Rp 2.200 sampai Rp 2.300 per kg. Namun sejak tiga hari belakangan ini merosot hingga mencapai Rp 2.000/kg.
Akibatnya, petani mengeluh karena dirasakan tidak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan sejak mengolah lahan hingga panen. Terlebih lagi bagi petani penggarap merasa terpukul karena dengan harga Rp 2.000/kg itu tidak dapat menikmati hasil panennya.
“Dengan Rp 2.000/kg sebagai petani penggarap sudah tidak mendapat apa-apa. Apalagi pada musim 2007 ini, hasilnya jauh menurun. Bisa menutupi biaya produksinya saja sudah bersyukur,” kata Samin, petani di Kampung Mekarjati, Kelurahan Tunggakjati, Kerawang Barat.
BANTU PETANI
Keluhan senada disampaikan para petani di Kelurahan Palawad, Karawang Timur. Mereka kecewa karena di saat harga jatuh tidak terlihat adanya upaya pihak Dolog membeli gabah petani hingga membuat petani akhirnya pasrah kepada tengkulak.
Atau mungkin ini permainan tengkulak. Tapi harusnya Dolog turun tangan membantu petani. Kalau saja Dolog melakukan pembelian gabah petani, harganya mungkin tidak merosot begini. Petani sudah tidak bisa menikmati hasil panennya. “Entah dari mana modal untuk musim tanam berikutnya,” ungkap Tata, 48, .
Sementara itu Kepala Sub Divre Wilayah V Karawang Nono Sudiono, mengatakan, tidak benar kalau pihaknya dianggap tidak membeli gabah petani. Dia mengakui kesulitan membeli gabah petani lantaran harga pasar yang cenderung lebih tinggi dari harga patokan pemerintah (HPP).
“Jadi bukan tidak membeli, tapi terbatas lantaran soal harga pasar yang masih lebih tinggi. Kita melakukan pembelian kalau harga di bawah HPP untuk pengamanan harga,” kata Nono.
(nourkinan)