Sabtu, 30 Juni 2007
Polisi Janji Usut Tuntas Kasus Korupsi
TKI Asal Madiun Meninggal di Korsel
MADIUN -- Satu lagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meninggal di negeri orang. TKI asal Kabupaten Madiun bernama Agus Sutikno dikabarkan meninggal dunia di Korea Selatan (Korsel). Kabar ini cukup mengejutkan pihak keluarga terutama sang istri Kusdariniyang tinggal di Jalan Mawar, Dusun Ngebong, RT 15/RW 4, Desa Lebak Ayu, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun. "Saya menerima telepon dari Korea hari Senin siang kalau suami saya meninggal," ujar Kusdariyani ditemani Sulastri kakaknya saat ditemui di rumahnya, kemarin.
Diungkapkan, kabar tersebut berasal dari teman sekamar Agus di Korea yang menyatakan bahwa suaminya meninggal di kamar. Kabar tersebut tak urung membuat pihak keluarga kaget. Karena sehari sebelumnya Agus sempat menelpon ke rumah dan mengabarkan kondisinya baik-baik saja. "Kami kaget mendengar kabar itu karena hari Minggu masih menelepon kesini," tambah Sulastri.
Menurut dia, Agus berada di negeri ginseng itu sejak dua tahun lalu. Selama perantauannya bapak satu anak ini sempat pulang ke rumah menengok keluarganya bulan Februari 2007 lalu. Selama dua minggu di rumah Agus menyempatkan diri menengok kerabat dan teman-temannya di kampung.
Sejak suaminya kembali ke tempat kerjanya di Korea, Kusdariyani mengaku tidak pernah mendapat firasat bahwa kepulangan itu adalah kesempatan terakhir dia bertemu suaminya. Karena itu kabar meninggalnya Agus cukup membuat ibu Rizki Amelia, 6 tahun, ini shock. Saat mendengar kabar ini perempuan berperawakan kecil ini mengaku hanya bisa menangis. "Hampir setiap hari Mas Agus menelepon saya dan anaknya sebelum berangkat atau pulang kerja," kenangnya dengan muka sembab.
Pihak keluarga belum mengetahui pasti sebab kematian Agus. Kabar dari Korea menyebut pria yang sudah beberapa kali menjadi TKI ini terkena serangan jantung. Informasi ini didasarkan pada hasil visum dari rumah sakit yang memeriksa kondisi Agus. Kini keluarga menyerahkan pengurusan dan pemulangan jenazah Agung melalui famili yang tinggal di Jakarta. "Katanya pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) siap memberi dana talangan memberangkat jenazah ke sini," ujar Sulastri.
Kesediaannya itu antara lain karena Agus diketahui memiliki tabungan yang cukup besar di Korea. Untuk mengambil tabungan tersebut perlu mendapat persetujuan dari istri. Selain itu, agen Korea yang menyalurkan Agus tidak mau mengurus kepulangan jenazahnya. Diketahui, Agus berangkat ke Korea tanpa melalui jasa PJTKI di Indonesia.
Ini dilakukan karena masa kontrak dengan PJTKI sebelumnya sudah habis dan Agus memilih mengurus sendiri kebrangkatannya ke Korea untuk bekerja di tempat lain. "Yang penting keluarga berharap jenazah bisa dibawa pulang. Sementara menunggu kami sudah melakukan selamatan besok pas tujuh hari meninggalnya almarhum," jelasnya.
Tanpa mengungkapkan alasan yang jelas, pihak keluarga belum memberitahukan meninggalnya Agus ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Madiun. Saat dikonfirmasi dan mendengar kabar meninggalnya Agus, pihak Disnakertrans mengaku akan segera menghubungi pihak keluarga untuk memperoleh keterangan. "Kami akan mengambil langkah koordinasi dan siap memberi bantuan untuk pemulangan jenazah," ujar Heri Sucahyono, Kasi Penempatan Tenaga Kerja, Disnakertrans.
Belum diperoleh keterangan kapan proses kepulangan jenazah Agus mulai dilakukan. Disnakertrans berjanji setelah memperoleh data dan keterangan dari pihak keluarga akan menghubungi pihak terkait. Ini untuk memastikan kapan jenazah akan dibawa pulang ke tanah air. (yup)