Selasa, 24/07/2007
PALEMBANG – Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) APBD Sumsel tahun 2006 mencapai Rp337,9 miliar atau 18% dari total APBD Sumsel 2006 sebesar Rp1,9 triliun.
Besarnya Silpa ini mendapat kritikan dari anggota DPRD Sumsel. Fraksi PKS dalam pandangan akhirnya terhadap Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Sumsel tahun 2006 yang dibacakan Muhammad Ikbal Romzi menilai, besarnya Silpa tersebut mencerminkan kinerja yang ada pada biro, badan, kantor dan dinas di lingkungan Pemprov Sumsel.
Sehinggga ke depan diperlukan adanya penyusunan rencana program atau kegiatan yang matang. Sementara itu Ketua Fraksi Partai Golkar Hj Fatimah Syamsul dalam berbagai rapat dengan dinas Pemprov Sumsel menilai, banyaknya dana yang tidak terpakai tersebut menunjukkan tidak adanya perencanaan yang matang dilakukan eksekutif dalam membuat program.
”Sayang sekali dananya sudah dianggarkan tidak terpakai dengan baik. Ini menunjukkan kurangnya kemampuan dinas-dinas dalam membuat perencanaan yang matang. Semestinya buatlah program yang diperkirakan akan mampu dilaksanakan baik dari segi biaya maupun waktu," tegas Fatimah Rais.
Fraksi PKS menilai besarnya Silpa 2006 ini selain dikarenakan berbagai program/kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan, juga kemungkinan lainnya
adalah pencapaian pendapatan yang melebihi target (over target).”
Namun di sisi lain, mencerminkan kinerja Pemprov Sumsel, sehingga di masa mendatang hendaknya dibuat perencanaan yang matang, komprehensif dan realistis.Baik dari segi perencanaan biaya maupun segi perencanaan waktu,” papar Ikbal Romzi.
Sementara itu, dalam rapat paripurna kemarin, anggota Komisi II Arudji Kartanita mengatakan, pada praktiknya banyak sekali temuan-temuan BPK atas audit APBD Sumsel yang kemudian tidak ditindaklanjuti, misalnya temua-temuan BPK yang terjadi pada 1998.
”Karena itu agar hal ini tidak menjadi beban setiap kepala daerah yang akan menjabat nantinya, sebaiknya seluruh temuan- temuan BPK ini ditindaklanjuti dan bukan dipetieskan,” tegas politikus Partai Demokrat ini. (alfrenzi panggarbesi)